Brilio.net - Bentuk negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sangat beragam merupakan kekayaan sekaligus tantangan untuk Indonesia. Tantangannya, masih banyak daerah terpencil yang sulit dijangkau. Di Papua misalnya, sebagian besar wilayahnya diselimuti hutan belantara, pegunungan yang tinggi, serta lembah yang curam. 

Tak heran akses transportasi antardaerah di Bumi Cendrawasih ini sangat terbatas. Kondisi ini sangat memengaruhi lalu lintas bahan baku logistik, pergerakan manusia, yang berakibat pada kurangnya pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Karena itu untuk menjangkau daerah terluar dan terpencil di Indonesia, diperlukan pesawat perintis yang tangguh. Angkutan udara ini harus memiliki kemampuan melintasi bentang alam pegunungan yang sulit, serta mendarat dan lepas landas di landasan yang pendek dan ekstrem.

Hal inilah yang membuat salah satu maskapai perintis Indonesia, Smart Aviation memutuskan membeli lima pesawat legendaris asal Swiss sebagai bentuk keseriusannya membantu pemerintah dalam menghubungkan daerah-daerah terpencil di Tanah Air.

Belum lama ini Smart Aviation mendatangkan Pesawat PC-6 Pilatus Porter yang dikenal ketangguhannya di medan berat, seperti runway tanah, takeoff dan landing di landasan pendek, serta bisa mendarat di berbagai jenis permukaan.

“Pilatus Porter PC-6 merupakan pesawat legendaris yang bisa mendarat di landasan yang lebih pendek daripada pesawat Cessna Caravan. Tentunya ini akan menjadi harapan kami terhadap pemerataan pembangunan di daerah-daerah yang sulit dijangkau," ucap Lerry Janurengers, Executive Staff of BOD Smart Aviation belum lama ini.

Nah seperti apa ketangguhan pesawat Pilatus PC-6 Porter yang merupakan sebuah pesawat sipil sayap tinggi (high wing) yang dirancang untuk berbagai keperluan termasuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia ini? Berikut faktanya.

1. Diproduksi terbatas

Pesawat Perintis © 2021 brilio.net

Pesawat PC-6 Pilatus Porter pertama kali diproduksi sejak 1959. Produksinya pun tak banyak. Situs resmi Pilatus menyebut produksi PC-6 Porter hanya 10 pesawat per tahun. PC-6 juga menjadi salah satu pesawat yang paling lama diproduksi di lini Pilatus.

2. Terbang dengan kecepatan rendah

Pesawat Perintis © 2021 brilio.net

Selain memiliki kemampuan STOL (Short Take Off and Landing), Pilatus PC-6 juga bisa terbang dengan kecepatan rendah. Dengan kemampuan demikian, Pilatus mampu mendarat dan lepas landas di landasan pacu Papua yang ekstrem.

“Sudah ada dua pesawat Pilatus Porter PC-6 milik Smart Aviation yang datang dan beroperasi di Indonesia. Masih ada tiga pesawat dalam proses produksi di pabrik Pilatus di Swiss, menyusul dua armada yang sudah beroperasi di Indonesia. Ketiga pesawat tersebut direncanakan akan sampai di Indonesia pada tahun 2022,” terang Lerry.

3. Buatan tangan

Pesawat Perintis © 2021 brilio.net

Pilatus Porter PC-6 sangat istimewa karena dibuat handmade. Seluruh material pembentuk pesawat ini dibuat langsung di pabrik Pilatus di Swiss. Mulai dari komponen-komponen kecil sampai yang besar pembentuk pesawat ini. Kabel-kabel yang terakit dalam pesawat ini juga dirakit secara manual.

4. Masih memegang rekor terbang

Pesawat Perintis © 2021 brilio.net

Salah satu pencapaian PC-6 Pilatus Porter adalah mengangkut kargo dan penumpang dengan kapasitas maksimum di ketinggian 5.700 meter di atas permukaan laut. Pilatus mengklaim rekor itu belum bisa diungguli sampai sekarang.