Brilio.net - Dalam bahasa Indonesia, majas seringkali digunakan untuk merangkai suatu kalimat dengan bervariasi. Majas sendiri sering digunakan penulis untuk membuat sebuah karya sastra seperti; puisi, novel, cerpen, dan lain sebagainya.

Majas sendiri seringkali disebut sebagai bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam kalimat agar semakin hidup dan menarik. Umumnya majas digunakan dalam penulisan karya sastra, baik lisan maupun tulisan.

Majas mempunyai beberapa jenisnya sendiri, salah satunya adalah majas alegori. Majas alegori adalah majas yang merujuk pada penggunaan kata-kata yang bersifat retorika.

Supaya lebih jelas, berikut ini adala penjelasan tentang majas alegori yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (16/12)

Pengertian majas alegori.

Secara umum, majas alegori merupakan jenis majas atau gaya bahasa yang menyatakan suatu hal atau kejadian dengan cara lain, yakni melalui kiasan atau penggambaran.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata alegori sendiri berarti cerita yang dipakai sebagai lambang perikehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik atau menerangkan sesuatu.

Ciri-ciri majas alegori.

Supaya dapat dibedakan dengan kalimat majas lainnya, majas alegori mempunyai cirinya tersendiri. Berikut beberapa ciri-ciri majas Alegori, dikutip dari buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia oleh Nur Indah Sholikhati:

• Majas alegori sering menggunakan kalimat retorika.

• Majas alegori digunakan pada uraian atau runtutan cerita.

• Majas alegori bertujuan untuk mendidik atau menerangkan sesuatu.

• Majas alegori juga sering ditemukan di cerita pendek maupun novel.

• Majas alegori menggambarkan sifat benda, lambang, atau lainnya dengan atau tanpa adanya penjelasan dari makna sesungguhnya.

Contoh kalimat majas alegori bahasa Indonesia

1. Kemarahan seperti api. Semakin disulut semakin besar.

2. Ibarat alat dapur, perlakukan otak seperti pisau. Semakin sering diasah, ia akan semakin tajam.

3. Menjalani kehidupan berumah tangga itu sama seperti mengarungi samudra dengan sebuah bahtera.

4. Mencari seseorang yang berkepribadian jujur kini bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.

5. Menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir aksara di atas batu.

6. Bayi yang baru lahir itu ibarat kertas putih yang masih kosong dan belum ada coretannya.

7. Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Terkadang kita berada di bawah, terkadang akan diam sejenak, dan terkadang juga akan naik ke atas.

8. Otak manusia layaknya sebuah mata pisau, semakin diasa, makan akan semakin tajam pula.

9. Emosi manusia itu seperti api, semakin disulut maka akan semakin besar kemarahannya.

10. Hidup itu ibarat sebuah kotak cokelat, kita takkan pernah tahu apa yang ada di dalamnya.

11. Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu.

12. Suami adalah nakhoda dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

13. Segala kenikmatan di dunia ini merupakan fatamorgana yang semu.

14. Cinta ibaratkan sebuah pasir di atas telapak tangan, jika tidak digenggam akan tertiup angin dan akan hilang dan jika digenggam terlalu rapat maka pasir itu akan keluar melalui celah-celah jari.

15. Kitab suci adalah rambu lalu lintas manusia. Selama kita patuh akan rambu itu, maka kita akan selamat sampai tujuan.

16. Ibu bagaikan malaikat bagi anak-anaknya. Ia memberi kasih sayang yang tulus dan suci.

17. Tubuh manusia ibarat sebuah mesin, jika bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat, maka akan mencapai batas kemampuannya.

18. Planet bumi ini seperti sebuah rumah yang harus kita rawat dengan baik, sebab jika tidak akan timbul kerusakan besar.

19. Perjalanan hidup itu bak sungai yang mengalir, akan selalu ada rintangan seperti seperti gelombang, bebatuan, hingga arus kencang.

20. Orang beriman akan hidup seperti seekor lebah. Ia hanya makan dan minum yang baik, pergi ke tempat yang tidak dirusak, dan menghasilkan hal yang baik.

21. Dunia ini seperti sebuah panggung sandiwara, tiap orang menjalankan perannya masing-masing.

22. Buku adalah ibarat jendela dunia, di mana kita bisa mengetahui dunia lewat tulisan di dalam buku.

23. Seorang musuh ibarat guru yang sedang menyamar. Ia akan mengajarkan berbagai hal kepada kita.

24. Kasih sayang laksana embun pagi yang membasahi tanah kering. Siapa pun yang mendapatkannya, maka ia mendapatkan kesejukan.

25. Mencintai seseorang ibarat menangkap air, jika terlalu keras akan hilang dan jika dibiarkan maka tak akan didapatkan.

26. Kebencian adalah pencuri yang paling hebat. Tanpa disadari, ia akan mengambil satu persatu kebahagiaan yang kita miliki.

27. Usia seseorang bagaikan batang pohon yang akan selalu tumbuh tinggi. Namun ketika telah tiba masanya, ia akan kering dan mati.

28. Lidah manusia bagaikan pisau yang tajam. Ia bisa menyakiti orang lain lewat tutur kata.

29. Usia kita adalah kumpulan hari.

30. Menjaga cinta adalah menjaga kepercayaan, kesetiaan, pengorbanan, dan kasih sayang.

31. Kehidupan itu seperti roda berputar, kadang kita di atas kadang juga di bawah.

32. Rezeki itu layaknya kotak undian, yang datang tanpa diduga dan tak bisa dikejar.

33. Menikah dikatakan seperti mengarungi samudera, tidak boleh takut akan gelombang jika ingin terus berlayar di atas bahtera rumah tangga.

34. Ibadah ibaratnya berdagang. Ada tempat berjualan, modalnya kepercayaan dan iman, lalu keuntungannya adalah pahala dan balasan di akhirat.

35. Kecantikan wajah bagaikan bunga yang segar. Rusak apabila tidak dijaga, semakin mekar apabila dirawat.

 

mgg/agung