Brilio.net - Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam budaya, suku, dan agama. Oleh sebab itu penting untuk diajarkan kepada anak-anak sejak dini tentang nilai dan sikap toleransi antar sesama.

Sikap toleransi dapat diajarkan dalam lingkungan keluarga maupun sekolah. Sebab kedua tempat tersebut dapat memengaruhi karakter seorang anak kedepannya. Lantas apa itu toleransi?

Toleransi adalah sikap yang menghargai perbedaan dan menerima keberagaman dalam masyarakat. Toleransi berarti bersikap terbuka dan menghormati orang yang berbeda agama, suku, ras, budaya, dan pandangan politik. Toleransi juga mencakup penghargaan pada hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan kebebasan berekspresi.

Dalam konteks sosial, toleransi adalah kemampuan untuk menerima perbedaan dan menghormati hak-hak individu tanpa adanya diskriminasi, kekerasan, atau tekanan. Toleransi menunjukkan sikap saling menghargai dan berbagi kehidupan dalam kerukunan yang damai. Dalam masyarakat yang toleran, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang tanpa dibatasi oleh perbedaan-perbedaan yang ada.

foto: pexels.com

Toleransi bukan berarti menyerah pada pandangan atau nilai-nilai pribadi, melainkan menghargai perbedaan tersebut dan menerima keberagaman sebagai bagian dari kehidupan yang beragam.

Toleransi juga bukan berarti menyetujui setiap tindakan atau sikap yang berbeda dengan pandangan atau nilai-nilai pribadi, namun lebih pada menghormati hak asasi manusia dan memperjuangkan keadilan serta kedamaian sosial.

Dalam sebuah masyarakat yang memiliki toleran tinggi, orang-orang akan lebih menerima perbedaan dan bersedia untuk berdialog, memahami, dan bekerja sama dengan orang lain yang memiliki pandangan berbeda. Toleransi adalah kunci utama dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan damai dalam masyarakat yang beragam.

Tak jauh berbeda dengan toleransi pada umumnya, sikap toleransi di sekolah adalah kemampuan untuk menerima perbedaan dan menghargai keberagaman dalam lingkungan pendidikan. Sikap toleransi di sekolah mencakup berbagai hal seperti penghargaan terhadap perbedaan agama, suku, ras, gender, orientasi seksual, kemampuan fisik, dan lain-lain.

Contoh sikap toleransi di sekolah yang patut diteladani © 2023 brilio.net

Contoh sikap toleransi di sekolah yang patut diteladani
© 2023 brilio.net/pexels.com

Contoh sikap toleransi di sekolah juga mencakup sikap saling menghormati dan menghargai hak-hak individu tanpa adanya diskriminasi atau tekanan. Hal ini tercermin dalam perilaku siswa dan guru dalam berinteraksi satu sama lain dan menerima perbedaan yang ada dalam lingkungan sekolah.

Selain itu, sikap toleransi di sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan harmonis. Dengan sikap toleransi, siswa akan belajar untuk menerima perbedaan, berdialog, dan berkomunikasi dengan baik, serta menghormati hak-hak individu lain.

Sikap toleransi juga akan mengurangi konflik dan kekerasan di sekolah, serta membantu siswa dalam membangun perspektif yang lebih luas dan terbuka terhadap keberagaman dalam masyarakat.

 

 

Contoh sikap toleransi di sekolah yang patut diteladani © 2023 brilio.net

Contoh sikap toleransi di sekolah yang patut diteladani
© 2023 brilio.net/pexels.com

1. Menghormati perbedaan agama.

Siswa dan guru di sekolah seharusnya menghormati perbedaan agama antara satu sama lain. Ini bisa dilakukan dengan tidak mencemooh atau mengolok-olok keyakinan agama orang lain, serta menghormati hari raya keagamaan masing-masing.

2. Menjaga sopan santun.

Siswa dan guru harus menjaga sopan santun di sekolah, termasuk dalam berbicara dan bertindak. Tidak ada yang menghina atau merendahkan siapapun, dan menjaga bahasa yang sopan dan santun dalam setiap interaksi.

3. Menghargai perbedaan budaya.

Menghargai perbedaan budaya sangat penting di sekolah. Siswa dan guru harus memahami dan menghargai cara hidup, adat istiadat, makanan, musik, tari, dan seni dari berbagai budaya.

4. Tidak diskriminatif.

Siswa dan guru harus menghindari diskriminasi terhadap siapapun berdasarkan ras, jenis kelamin, orientasi seksual, kepercayaan agama, atau faktor lainnya. Ini bisa dilakukan dengan menghargai keberagaman dan mencegah diskriminasi apapun.

5. Tidak memojokkan atau membully.

Siswa dan guru harus mengecam perilaku seperti memojokkan atau membully yang bisa merugikan dan menyakiti perasaan teman sekolah. Hal ini harus segera dilaporkan ke pihak sekolah agar dapat diatasi dengan cepat.

6. Tidak menghakimi.

Siswa dan guru harus berhenti menghakimi atau menuduh teman sekolah tanpa alasan yang jelas. Ini bisa memicu konflik yang lebih besar dan merusak kebersamaan di sekolah.

 

7. Menghargai perbedaan kepentingan.

Contoh sikap toleransi di sekolah yang patut diteladani © 2023 brilio.net

Contoh sikap toleransi di sekolah yang patut diteladani
© 2023 brilio.net/pexels.com

Setiap orang di sekolah memiliki kepentingan dan prioritas yang berbeda-beda. Siswa dan guru harus menghargai perbedaan ini dan belajar untuk bekerja sama dan menyelesaikan masalah secara kooperatif.

8. Membantu teman yang kesulitan.

Siswa dan guru seharusnya saling membantu ketika ada teman yang kesulitan, baik dalam belajar maupun masalah pribadi. Ini bisa meningkatkan rasa empati dan mengurangi ketegangan di sekolah.

9. Menghargai perbedaan pandangan politik.

Siswa dan guru harus menghargai perbedaan pandangan politik, dan tidak mengolok-olok atau merendahkan siapa pun karena pandangan politik mereka. Ini sangat penting agar tercipta lingkungan yang toleran dan demokratis.

10. Menjaga lingkungan bersih dan aman.

Menjaga lingkungan sekolah bersih dan aman adalah tanggung jawab bersama. Siswa dan guru harus mematuhi peraturan dan menjaga kebersihan dan keamanan di sekolah agar semua orang merasa nyaman. Hal ini dapat membantu memperkuat rasa persatuan dan kesatuan antar siswa dan guru.

11. Menerima perbedaan kemampuan.

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, siswa dan guru harus menerima perbedaan kemampuan dan tidak menghakimi atau memojokkan siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah.

12. Belajar menghargai perbedaan gender.

Siswa dan guru harus belajar menghargai perbedaan gender dan tidak melakukan tindakan diskriminatif terhadap jenis kelamin tertentu. Ini dapat membantu mencegah terjadinya kekerasan seksual di sekolah.

13. Berkomunikasi dengan efektif.

Siswa dan guru seharusnya berkomunikasi dengan efektif dan berbicara dengan sopan santun. Hal ini dapat membantu mencegah terjadinya konflik yang tidak perlu dan meningkatkan hubungan antara siswa dan guru.