Adab bertamu saat Lebaran

1. Mengucapkan salam saat datang

Salam merupakan doa keselamatan yang saling dipanjatkan satu sama lain. Ketika berkunjung kamu dianjurkan mengucap salam untuk menghormati tuan rumah. Memberikan salam bisa menjadi tanda ke tuan rumah untuk menyadari kedatangan kita. Salam dapat memberikan kesan baik bagi tamu sehingga tuan rumah senang dengan kedatanganmu.

2. Berniat baik dan mulia dalam bertamu saat Lebaran

Bertamu pada hari Lebaran bukan hanya sekadar tradisi atau kebiasaan semata, tetapi juga merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hubungan sosial dan spiritual kita dengan orang lain. Kita perlu memperhatikan tindakan dan perkataan kita saat bertamu, sehingga dapat menghindari perilaku yang tidak sopan atau menyebabkan ketidaknyamanan bagi tuan rumah. Selain itu, niat yang baik juga memotivasi kita untuk melakukan kebaikan seperti membantu tuan rumah dalam persiapan menyambut tamu, memberikan bantuan jika diperlukan, atau menyampaikan kata-kata yang menggembirakan.

3. Memperhatikan waktu-waktu sopan untuk bertamu

Beberapa waktu berikut dapat menjadi gambaran untukmu sebelum bertamu

Setelah Sholat Idul Fitri: Waktu yang paling umum dan dianggap paling sopan untuk bertamu pada hari Lebaran adalah setelah selesai melaksanakan Sholat Idul Fitri.

Pagi Hari: Jika tidak memungkinkan untuk bertamu setelah Sholat Idul Fitri, maka pagi hari sebelum waktu Sholat Idul Fitri juga merupakan waktu yang baik untuk bertamu.

Siang Hari: Waktu siang hari setelah Sholat Idul Fitri juga masih dianggap sopan untuk bertamu, asalkan tidak mengganggu waktu istirahat siang tuan rumah.

Malam Hari: Bertamu pada malam hari juga bisa dianggap sopan, terutama jika ada undangan khusus atau acara tertentu yang diadakan oleh tuan rumah.

Menghindari Waktu Istirahat: Sebisa mungkin hindari bertamu pada waktu-waktu istirahat, seperti menjelang waktu tidur malam atau saat istirahat siang, kecuali jika ada undangan khusus atau tuan rumah telah memberikan persetujuan sebelumnya.

 Adab bertamu saat Lebaran © 2024 brilio.net

foto: pixabay.com

4. Lamanya waktu bertamu tidak mengganggu tuan rumah

Kita perlu menunjukkan rasa hormat dan perhatian kita terhadap waktu dan kenyamanan mereka, serta membantu menciptakan hubungan yang baik dan harmonis dalam suasana Lebaran yang penuh berkah ini. Lamanya kamu bertamu bisa menyesuaikan siapa yang kamu datangi. Ketika kamu mendatangi kerabat jauh, bisa saja kamu hingga bermalam di rumahnya. Tetapi ketika kamu mengetahui tuan rumah memiliki banyak kesibukan lain, alangkah baiknya kamu tidak berlama-lama dalam bertamu.

5. Mengunjungi kerabat tanpa memandang strata sosial

Dalam Islam, persaudaraan dan keadilan sosial sangat ditekankan, dan mengunjungi kerabat tanpa memandang strata sosial merupakan salah satu wujud dari ajaran tersebut. Dengan mengabaikan perbedaan status sosial, kita dapat menciptakan suasana yang merangkul semua anggota keluarga atau komunitas, tanpa membuat siapa pun merasa diabaikan atau dianggap rendah.

6. Bukan hanya untuk cari jajan dan pemberian lainnya

Rugi ketika kamu bertamu hanya menginginkan pemberian saja. Mengunjungi kerabat atau teman pada hari Lebaran seharusnya lebih bersifat bersilaturahmi dan menyebarkan kebaikan, bukan sekadar mencari keuntungan materi. Menjaga hubungan baik dengan sesama jauh lebih penting untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain, dan mengedepankan nilai-nilai kebaikan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, adab bertamu saat Lebaran seharusnya dilakukan dengan niat yang tulus untuk mempererat tali silaturahmi, saling mengenal, dan saling mempererat hubungan sosial.

7. Menjaga sikap dan sopan santun saat bertamu

Pada dasarnya, perlu adanya kerja sama untuk menjaga kenyamanan satu sama lain ketika bertamu. Lebaran seharusnya menjadi momen untuk kamu saling memaafkan dan berniat menjalin kebaikan setelahnya. Sebagai tamu, bersikap dan bertindak secara sopan menunjukkan bahwa kamu menghormati tuan rumah.

8. Menyenangkan hati tuan rumah

Menyenangkan hati tuan rumah saat bertamu bukan hanya sebagai bentuk adab yang baik, tetapi juga sebagai wujud dari nilai-nilai kebaikan, penghargaan, dan kebersamaan dalam berinteraksi dengan sesama. Hal terpenting dlam merayakan Lebaran adalah berbagi kebahagiaan satu sama lain. Menyenangkan hati tuan rumah bisa kamu lakukan dengan memuji pencapaian, mengenang kebersamaan, bahkan dengan bercanda tanpa menyinggungnya.

9. Menghindari fitnah

Fitnah saja jelas bukan hal baik, apalagi jika kita bertamu tetapi menyengaja memancing fitnah. Apapun yang kamu lakukan ketika bertamu sebaiknya menjauhi hal berbau fitnah. Menjaga kedamaian dalam masyarakat lebih baik untuk dilakukan.

10. Bukan bertujuan pamer kekayaan

Memamerkan kekayaan yang kita miliki tidak ada manfaatnya dalam bermasyarakat. Kekayaan yang kita unggul-unggulkan justru bisa memancing orang lain justru bertindak jahat. Memamerkan kekayaan bisa dianggap sebagai keangkuhan yang kamu miliki. Alangkah baiknya jika harta kekayaanmu juga ikut menyejahterakan lingkungan sosialmu.

11. Membawakan bingkisan

Berbagi kebahagiaan pada momen Lebaran bisa ditunjukkan dengan cara apapun. Orang lain tentu akan dengan senang hati menerima pemberianmu. Membagikan sebagian dari rezeki kita akan memberi kesenangan, bahkan bisa membantu orang yang lebih membutuhkan.

12. Berpamitan sebelum meninggalkan rumah

Kedatanganmu ketika bertamu yang disambut baik harus kamu balas. Tuan rumah yang telah memberikan waktu dan menghidangkan makan dan minum tentu sebuah pengorbanan. Sebagai seorang tamu berpamitan menjadi bentuk terima kasih dan caramu menghargai kembali tuan rumah.

Magang: Robiul Adil Robani