Brilio.net - Partai Demokrat akhirnya menetapkan pilihan dengan bergabung pada koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019 mendatang. Namun, sepertinya isu 'jenderal kardus' yang mencuat beberapa hari sebelum pendaftaran calon, masih menyisakan ganjalan dalam koalisi Demokrat itu.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief dalam akun Twitternya bahkan terang-terangan menyatakan skeptis bahwa Prabowo-Sandiaga adalah pasangan yang ditunggu oleh mereka yang menghendaki presiden baru. "Saya skeptical dengan Prabowo-Sandi sebagai pasangan tepat yang dinanti tagar #2019GantiPresiden. Namun Kami akan tetap komit ikut memperjuangkannya," tulisnya dikutip, Sabtu (11/8).

Andi menyebut, riwayat kemenangan dalam pilpres dan pemilu di Indonesia adalah di Jawa, meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. "Meski Partai Demokrat mengusung Prab-Sandi, jujur saja potensi menang di jateng dan Jatim sangat berat," tuturnya.

Menurutnya, perlu kerja keras Prabowo-Sandi untuk memenangkan pertarungan di Jabar, Jateng dan Jatim. Dia menyebut, elektabilitas Prabowo di Jateng dan Jatim rendah. Demikian juga dengan PAN dan PKS yang lemah di dua wilayah itu. "Apa boleh buat karena Prabowo lebih mementingkan cawapres berbasis logistik ketimbang data saintific survey," lanjut mantan Staf Khusus Presiden SBY itu.

"Prabowo bukan ahli strategi perang pilpres. Ia gagal dalam 2 kali peperangannya karena abai membaca dua pertempuran di Jateng dan Jatim. Kita buktikan nanti apakah strategi kardus Sandi Uno bisa ubah pertempuran di Jatim dan Jateng atau tidak," tegas Andi. "Kami tetap dukung, meski berat."