Brilio.net - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto resmi membentuk Tim Asistensi Hukum. Tugas tim ini yakni memberi masukan pada pemerintah, terkait berbagai kasus pelanggaran ‎hukum.

"Kita kumpulkan untuk bantu menelaah, menilai sekaligus mengevaluasi apakah aksi yang meresahkan masyarakat itu masuk kategori yang mana, pasalnya apa, lalu mau diapakan," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka, Jumat (10/5).

Sebelum merilis nama, Wiranto meluruskan sebenarnya tim tersebut adalah tim umum internal yang dimiliki Kemenko Polhukam dan bukan tim khusus seperti yang ramai diperbincangkan. Bahkan, tim yang sedianya disebut Tim Hukum Nasional, kali ini diluruskan bahwa bahasa redaksionalnya adalah Tim Asistensi Hukum Kemenko Polhukam.

"Bukan tim (hukum) nasional, jangan ngawur lagi. Ini tim asistensi kantor Kemenko Polhukam," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, seperti dikutip dari Liputan6.

wirwir ©merdeka.com

foto: Merdeka.com

 

Wiranto juga menuturkan, tim yang dibentuknya itu sudah mulai bekerja dengan menggelar rapat perdana. Di dalamnya ada pakar-pakar hukum, akademisi dan aparat pemerintah.

"Kita ajak bersama untuk menelaah dan menganalisis. Agar masukan ini aparat polisi dan kejaksaan bisa bertindak. Karena masukan dari pakar hukum otomatis representasi dari masyarakat," katanya.

Lebih lanjut Wiranto juga mengatakan, tim ini juga akan menilai ucapan-ucapan di publik yang dianggap meresahkan usai Pemilu 2019 ini. Karena jangan sampai ada orang semena-mena terhadap ucapannya.

"Kami tidak surut lagi, kami sudah buktikan siapa pun yang nyata-nyata melanggar hukum kami akan tindak tegas," tegasnya.

Namun, Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ini menolak apabila pemerintah disebut diktator dengan didirikannya Tim Asistensi Hukum ini.

"Justru dengan adanya tim ini supaya aparat penegak hukum tidak berbuat semena-mena. Karena dalam setiap tindakan hukum perlu adanya masukan dari para pakar yang ada di tim ini," paparnya.

Adapun Tim Asistensi Hukum ini terdiri dari 22 pakar. Jumlah itu terdiri dari pakar, staf Polhukam hingga anggota Polri. Namun, tidak menutup kemungkinan jumlah pakar dalam tim itu akan bertambah.

Berikut daftar anggota Tim Asistensi Hukum Polhukam berdasarkan data yang diberikan oleh staf Wiranto:

1. Muladi, Praktisi Hukum

2. Romli Atmasasmita, Staf Khusus Menko Polhukam Bidang Hukum dan Perundang-Undangan

3. Mahfud MD, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila

4. Indriyanto Seno Adji, Guru Besar Universitas Krisnadwipayana

5. I Gede Panca Astawa, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjajaran

6. Faisal Santiago, Guru Besar Hukum Universitas Borobudur

7. Ade Saptomo, Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila

8. Bintan R. Saragih, Ahli Ilmu Negara UI dan UPH

9. Farida Patittinggi, Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

10. Harsanto Nursadi, Ahli Administrasi Negara/ Hukum Tata Negara

11. Teuku Saiful Bahri, Lektor Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta

12. Teguh Samudera, Praktisi Hukum

13. Dhoni Martim, Praktisi/Akademisi

14. Kepala Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM

15. Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Kemenko Polhukam

16. Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur Kemenko Polhukam

17. Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri

18. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo

19. Kepala Divisi Hukum Kepolisian RI20. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri

21. Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri

22. Indra Fahrizal, Staf Khusus Menko Polhukam Bidang Ekonomi dan Moneter

23. Asistensi Deputi Koordinasi Penegakan Hukum Kemenko Polhukam

24. Adi Warman, Sekretaris Tim Asistensi Hukum Kemenko Polhukam‎