Brilio.net - Salah satu survei Pemilihan Presiden (PIlpres) 2019 menyebutkan elektabilitas Pasangan Calon Presiden (capres) dan Calon Wakil Presiden (cawapres) Nomor Urut 01, Jokowi-Ma'ruf masih unggul dibandingkan Paslon Nomor Urut 02, Prabowo-Sandi. Survei ini dilakukan oleh Voxpol Center Research & Consulting.

"Namun demikian, peta politik Pilpres 2019 masih kompetitif," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago saat menyampaikan hasil survei terbarunya, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Kendati demikian menurut Pangi masing-masing paslon tetap masih berpeluang menang karena ada sembilan hari lagi guna mempengaruhi pilihan pemilih.

"Angkanya Jokowi-Maruf unggul 48,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,4 persen. Unggulnya, sekitar 5,4 persen," ujar dia seperti dikutip brilio.net dari Antara, Selasa (9/4).

Pangi pun mengungkapkan bahwa jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters sebanyak 7,9 persen. Menurutnya, terbuka peluang undecided voters untuk direbut oleh kedua paslon.

Melihat kondisi itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dinilai cenderung akan menurun dibanding survei yang dilakukan sebelumnya, dan tren pemilih Prabowo-Sandi saat ini sedikit meningkat.

"Pak Jokowi itu cenderung stagnan, kali ini kalau kita lihat trennya itu turun, tapi kalau kita bicara di atas kertas itu Pak Jokowi masih unggul. Kalau bicara tren memang trennya Pak Prabowo lebih baik," ucapnya.

Pangi juga merujuk adanya efek Bradley yang berpeluang terjadi pada pemilu kali ini. Istilah efek Bradley lahir di Amerika dalam menyikapi studi pemilihan umum. Efek Bradley adalah suatu kondisi saat hasil survei tidak akurat karena ada bias identitas sosial dan umumnya terjadi dalam pemilu yang berlangsung sengit.

"Di atas kertas Jokowi menang, tapi pas pemilu ada undecided voters, golput, pengaruh tokoh, itu bisa ubah semuanya," ujarnya.

Pangi mengingatkan hasil survei lembaganya bisa kembali berbeda dengan situasi saat ini. Terlebih, kampanye akbar yang masih dilakukan masing-masing paslon kian menarik untuk pilihan pemilih.

"Kalau lembaga survei bisa beda karena pengambilan survei berubah. Karena hari ini bisa beda dengan data sekarang. Apalagi sekarang ada kampanye akbar (Prabowo)," ucap Pangi.

Sekadar diketahui, survei Voxpol kali ini dilakukan pada 18 Maret sampai 1 April 2019. Jumlah respondennya sebanyak 1.600 orang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Metodenya menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,45 persen.