Brilio.net - Adalah ibu, sosok perempuan yang bersedia mendedikasikan hidupnya untuk berdiri dan menopang saat anaknya terjatuh. Sama halnya yang dilakukan oleh Poniah Kadiri, seorang ibu yang membawa anaknya dengan kursi roda untuk pergi berobat ke Klinik Kesehatan Senggarang setiap hari.

Poniah Kadiri (50) yang tinggal di Lorong Tanjung, Batu 12 1/2 Senggarang, rela melakukannya sejak dua bulan lalu usai anaknya Nur Farah Afiqah (19) menderita luka bakar di kaki kirinya. Dengan penuh kasih sayang, Ibu Poniah bahkan harus berjalan kaki menempuh jarak sejauh 1 km agar bisa membawa putrinya pergi berobat.

Nur Farah atau lebih akrab disapa dengan nama Saloma, menjadi korban tabrak lari North-South Expressway, dekat Pagoh, Muar awal September lalu ketika dalam perjalanan pulang dari Universitas Islam Negeri Melaka (KUIM) ke Sengarang dengan mengendarai sepeda motor.

Menurut Poniah, selain menderita luka bakar di kaki kiri akibat terkena knalpot sepeda motor saat kejadian, putrinya juga menderita gagar otak, patah tulang di bagian tulang leher dan rahang. "Saloma sempat mengalami koma selama dua hari dan kehilangan ingatan selama dua minggu, namun menurut pemeriksaan dokter, ingatannya pulih dan hanya mengalami kesulitan berbicara karena rahangnya yang patah, kaki yang terluka dan kepalanya sedang dalam masa pemulihan," ujar Poniah.

Meski merasa keletihan harus pergi ke klinik setiap hari, Ibu Poniah tetap teguh merawat putrinya karena merupakan tanggung jawabnya untuk menjaga anaknya agar bisa lekas sembuh dan melanjutkan studinya kelak. "Setiap hari saya bangun jam 4 pagi untuk memasak dan mengemas 200 paket nasi lemak dan kue untuk dijual di kota Senggarang sampai sekitar pukul 6.30 pagi. Setelah itu, saya pulang untuk bersantai dan menyiapkan anak lainnya untuk bersekolah sebelum menyiapkan Saloma untuk pergi ke Klinik Kesehatan sekitar pukul 09.15, setiap hari, sejak dua bulan lalu," kata Poniah seperti dikutip brilio.net dari siakapkeli, Rabu (1/11).

Menurut dokter di Klinik Kesehatan, luka bakar yang diderita Saloma masih basah dan harus dicuci dan dirawat setiap hari untuk mencegah infeksi. Pengobatan untuk Saloma biasanya selesai pada pukul 12 siang.

Poniah menambahkan bahwa dirinya akan terus bekerja dan lupa merasa lelah untuk memastikan anak ketiganya sembuh total sehingga keinginan Saloma untuk melanjutkan studinya di bidang akuntan bisa tercapai satu hari nanti. "Alhamdullilah, Saloma tidak lumpuh meski mengalami luka parah menyusul leher yang retak dan memiliki gagar otak yang perlu memakai zat besi penstabil di kepalanya, namun Saloma belum bisa berjalan dengan cederanya dan belum mampu menyeimbangkan tubuh dengan sempurna," tambahnya.