Brilio.net - Banyuwangi memang salah satu Kabupaten di Indonesia yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Salah satu destinasi andalan kelas dunianya adalah Kawah Ijen yang menghadirkan blue fire sebagai primadona ditempat itu.

Meski sudah dikenal di mancanegara, pemerintah setempat tetap terus gencar mempromosikan destinasi yang ada di daerah tersebut. Tak heran, ajang olahraga wisata yaitu Tour de Banyuwangi Ijen menjadi salah satu agenda yang sudah rutin dilaksanakan tiap tahunnya.

Tidak lama lagi, Event Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) kembali digelar untuk keenam kalinya. Kegiatan ini akan digelar pada
27-30 September 2017. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pemerintah kota Banyuwangi akan menghadirkan suguhan yang berbeda di ajang perlombaan ini.

Bupati Banyuwangi, mengatakan nantinya start etape pertama akan dimulai dari Pondok Pesantren Darusalam yang merupakan pondok pesantren terbesar di Banyuwangi yang terletak di Kecamatan Tegalsari.

"Nanti pada start akan ada 7.000 ribu orang yang berpartisipasi dalam acara ini, santri, pemda, hingga pebalap akan menggunakan sarung, serta kopiyah dan nantinya akan diiringi oleh musik bertema islami," ungkapnya saat ditemui dalam konferensi pers ITdBI di Gedung Sapta Pesona, Senin (18/9).

Lebih lanjut, alasan muculnya ide tersebut menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Wawan, insiatif itu didasari pada pemikiran pihaknya tidak hanya melihat hanya sebuah event sepedaan atau olahraga tetapi dapat melihat sisi lainnya yakni dapat bisa mengkreasi sesuatu sehingga orang bisa ingat dan ingin kembali lagi untuk menjelajahi Banyuwangi.

"Untuk mengingatkan mereka untuk datang lagi kan ada sesuatu yang lain ini salah satunya pembalap gak pernah pakai sarung, buat event dengan masa yang luar biasa mulai dari aparat, panitia peserta, penontonnya pakai sarung dan kopiyah. Sehingga beda setelah itu akan selalu ingat. Tahun depan nggak seperti ini," jelasnya.

Tak hanya itu saja, dalam penyelenggaraan ITdBI ini pun lanjutnya, akan ada beberapa kegiatan lainnya seperti puter kayun yang mana pebalap dapat naik dongkar.

"Pada saat pembukaan pembalap akan naikkan dongkar mereka suka karena ini tradisional. Mereka tidak tahu soal itu dan itu akan menarik karena tidak ada di negara mereka," lanjutnya.

Ketiga tradisi minum cokelat. Jika sebelumnya dalam kegiatan ini, melakukan tradisi minum air dari kendi tapi untuk tahun ini akan ada tradisi minum cokelat.

"Kita ingin di titik start-finish ada menampilkan destinasi baru salah satunya adalah di Dusun Kakao yang terkenal di Indonesia," bebernya.

Sementara itu, ITdBF 2017 ini nantinya akan diikuti oleh 20 tim dari 29 negara. Para pembalap itu akan berpacu pada 4 etape sepanjang 533 KM melewati rute yang menyusuri alam Banyuwangi mulai dari susur sungai dan pantai, melintasi perkebunan, hingga menikmati Pusat Kota Banyuwangi. Pada etape ketiga para pembalap akan finish di Gunung Ijen.