Brilio.net - Bagi dunia bulu tangkis Indonesia, tentunya nama Rudy Hartono sudah tak asing lagi. Tak hanya di Indonesia, namanya bahkan telah menjadi legenda bulu tangkis dunia hingga kini. Rudy delapan kali menjuarai kompetisi bulu tangkis tertua di dunia, yakni All England. Atas kehebatannya itu, namanya bahkan diabadikan dalam Guinness Book of World Record pada 1982.

Karir Rudy yang memiliki nama China Nio Hap Liang ini pastinya tak akan bisa dilepaskan dari peralatan yang menunjangnya dalam bermain bulu tangkis. Raket dan sepatu menjadi alat utamanya dalam bermain olahraga ini.

Saat ini tiga raket dan sepasang sepatu milik Rudy telah menjadi koleksi Museum Olahraga Nasional, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Benda tersebut pastinya mempunyai peran besar bagi perjalanan Rudy di dunia bulu tangkis.

Sepatu Rudy yang menjadi koleksi Museum Olahraga Nasional bermerek Yonex, berwarna putih dengan tambahan garis cokelat di sampingnya. Tampak sepatu kets tua itu telah berserabut dan warnanya telah memudar.

Raket ini berperan besar bawa Rudy Hartono juara All England 8 kali

Selain itu, barang milik Rudy yang menjadi koleksi Museum Olahraga Nasional adalah raket yang pernah digunakannya untuk bertanding. Ada tiga raket merek Yonex, satu di antaranya sudah tak bersenar lagi.

Raket ini berperan besar bawa Rudy Hartono juara All England 8 kali

Windria Setiatama, Kasie Pameran dan Edukasi Museum Olahraga Nasional mengungkapkan jika sepatu dan raket itu memang sengaja diminta oleh pihak museum dari Rudy Hartono agar menjadi koleksi museum. Sepatu dan 33 raket Rudy Hartono resmi menjadi koleksi Museum Olahraga Nasional pada kisaran tahun 1990-an.

"Tujuannya agar generasi muda tetap akan tahu siapa dan apa peran Rudy Hartono. Kalau di rumah kan takutnya nggak terawat, sementara jika di museum bisa dipamerkan dan semakin banyak yang mengetahui Rudy Hartono," kata Windria saat ditemui brilio.net pada acara Vredeburg Fair 2015 di Museum benteng Vredeburg Yogyakarta, Jumat (9/10).

Sepatu dan raket tersebut tentu mempunyai peran yang sangat besar bagi perjalanan Rudy Hartono meraih prestasi yang luar biasa. Anak ke-3 dari 9 bersaudara pasangan Zulkarnain Kurniawan dan Endang Suryaningsih itu mulai serius menjalani latihan bulu tangkis sejak usia 11 tahun. Pada tahun 1967 ketika Rudy Hartono berumur 17 tahun, merupakan debut pertama Rudy dipercaya memperkuat tim Thomas Cup Indonesia di ajang Internasional.

Raket ini berperan besar bawa Rudy Hartono juara All England 8 kali

Tak heran jika Rudy disebut sebagai maestro bulu tangkis dunia. Rekor delapan kali menjuarai kompetisi All England sampai saat ini tak ada yang mengalahkan. Tujuh di antara kemenangannya itu didapatkan berturut-turut pada tahun 1968-1974, kemudian berselang satu tahun dan kembali menyabet juara pada All England pada 1976. Hingga saat ini belum ada yang menandingi rekor Rudy Hartono. Lin Dan, maestro bulu tangkis China saja hanya mampu meraih 5 kali juara All England. Tak hanya itu saja, masih banyak prestasi yang ditorehkan Rudy dan membuat nama harum Indonesia di kancah perbulutangkisan Internasional.

Rudy menggantungkan raketnya sekaligus menutup masa keatletannya pada tahun 1982. Bahkan pada tahun 1988 ia sudah tak bisa lagi bermain bulu tangkis meskipun hanya latihan ringan karena operasi jantung yang pernah ia jalani di Australia.