Brilio.net - Buat kalian yang sering main sepak bola, tentu tidak asing dengan penggunaan rumput sintetis. Rumput sintetis tampak mirip dengan rumput asli. Namun ternyata, penggunaan rumput sintetis bisa mengakibatkan cedera lebih banyak daripada rumput alami.

Lapangan dengan rumput sintetis sudah lama dikenal di dunia sepak bola. Lapangan dari rumput sintetis sudah dibangun sejak tahun 60an. Namun kondisi rumput sintetis ketika itu sudah mengalami banyak perubahan dengan kondisi rumput sintetis saat ini.

Perubahan rumput sintetis dari tahun ke tahun dipicu karena faktor cedera akibat bermain di lapangan sistetis. Banyak pihak yang beranggapan bahwa rumput sintetis membuat seorang atlet lebih mudah mengalami cedera ketimbang rumput alami. Maka dari itu, perkembangan rumput sintetis terus dilakukan agar bermain di rumput sintetis dapat sama dengan bermain di rumput alami.

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan tingginya persentase cedera yang diakibatkan rumput sintetis daripada rumpu alami. Penelitian didapat cedera yang terjadi saat bermain di rumput alami 20% lebih sedikit daripada cedera yang terjadi di rumput sintetis.

Penelitian dilakukan terhadap 797 pertandingan, sebanyak 355 pertandingan di rumput sintetis (45%) dan 442 pertandingan (55%) di rumput alami. Total terjadi 693 cedera terhadap para pemain.

Cedera panggul yang lebih sering terjadi di rumput alami ketimbang rumput sintetis. Sisanya, cedera ankle, lutut, bahu, dan yang lainnya lebih sering terjadi di rumput sintetis ketimbang rumput alami. Seperti yang ditunjukkan grafik berikut menggambarkan cedera yang terjadi di rumput sintetis dan rumput alami.

Penelitian soal rumput sintetis terus dilakukan untuk semakin memperbaiki kekurangan yang ada. Selain itu, peralatan yang digunakan pun terus dikembangkan. Sepatu yang tepat akan dapat membantu mengurangi masalah cedera yang sering terjadi di rumput sintetis.