Brilio.net - Selama ini orang mengenal drone hanya sekadar sebagai hobi, tetapi di negeri seperti Indonesia dan Malaysia, pemanfaatan drone mulai ditingkatkan untuk mengatasi kerusakan hutan dan perambahan hutan ilegal.

Salah satu perusahaan penyedia drone Singapura, sebagaimana ditulis Channelnewasia, Senin (6/7), sudah banyak perusahaan besar kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia memiliki drone. Saat ini, pemanfaatan drone mulai diikuti kebun-kebun dengan skala menengah.

Sebelum adanya pemanfaatan drone, sejumlah perusahaan pemilik kebun sawit di Sumatera menggunakan cara tradisional untuk mengontrol perkebunan mereka yang berjuta-juta hektare luasnya dengan menggunakan helikopter.

Cargill, salah satu perusahaan penjualan minyak sawit, mengatakan keuntungannya menggunakan drone untuk memonitor lahan perkebunan mereka. "Grup Manifesto Minyak Sawit sedang melakukan evaluasi terhadap stok karbon tinggi dan studi masih terus dilakukan," terang John Hartmann, CEO Cargill.

Cargill menggunakan drone untuk memonitor titik api yang kadang berada di dekat perkebunan. Api bersumber dari perambahan hutan ilegal yang sudah menjadi masalah pelik regional selama bertahun-tahun lamanya.

Ke depan, Cargill berencana menggunakan drone untuk mengindetifikasi hutan lindung, sebagai area stok karbon tinggi. April lalu, Cargill juga mengirim stafnya berlatih menerbangkan drone dan memperluas penggunaannya ke area lain.

Pemerintah Indonesia sendiri sebenarnya memiliki gambar satelit untuk membantu mengidentifikasi saat terjadinya kebakaran hutan atau sumber titik api. Akan tetapi, lambatnya informasi yang terkirim dan buruknya kualitas gambar membuat sejumlah perusahaan sawit kini memilih memanfaatkan drone.