Brilio.net - Sedia payung sebelum hujan. Ungkapan ini begitu akrab di indera pendengaran kita. Boleh jadi ungkapan ini pas saat musim penghujan tiba. Saat musim basah payung bukan lagi sekadar aksesoris namun menjadi perlengkapan yang tepat untuk dibawa saat berpergian. Lantas bagaimana jika payung itu rusak?

Di era modern seperti ini, payung rusak pasti akan beli baru karena harganya juga cukup murah. Lalu bagaimana dengan usaha Ali Bakin (68) penyedia jasa reparasi payung? Walau pelanggannya tidak sebanyak dulu lagi namun dia tetap setia pada profesinya.

Ali Bakin, pria asal Tempel, Sleman ini sudah selama 37 tahun menekuni profesi ini. Hampir setiap hari Ali membuka lapaknya, tepatnya di teras toko di gang kecil utara pasar Beringharjo, Yogyakarta.

"Saya dapat memperbaiki payung rusak, mulai dari ukuran terkecil, hingga payung dengan ukuran terbesar," ucapnya kepada brilio.net, Kamis (13/8)

Untuk mengerjakan satu payung, Ali hanya membutuhkan waktu sekitar lima sampai 20 menit, tergantung tingkat kerusakan payung. Tarif yang dipatok Ali juga sangat terjangkau yaitu hanya kisaran Rp 4.000 sampai Rp 5.000 sedangkan bagi kain payung yang rusak, biaya perbaikan bisa mencapai Rp 20.000.

"Sehari ya paling dapat Rp 50.000 itu kotor, ramainya pas musim hujan. Kalau sekarang pelanggan jauh lebih sedikit karena banyak orang pilih beli payung baru. Tapi di pasar ini kan banyak wong cilik yang keuangannya mepet," lanjut Ali

Setiap hari Ali bekerja dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 15.00 kecuali hari Jumat.

"Saya kalau Jumat libur, kan harus Jumatan. Biar seimbang hidup dunia akhiratnya," tutupnya.