Brilio.net - Kasus penyelundupan gula ilegal dari Sabang ke daratan Banda Aceh sampai saat ini masih sering terjadi. Banyak di antara para penyelundup tersebut justru hanya warga biasa. Mereka dimanfaatkan para juragan gula untuk dijadikan alat pengangkut gula-gula tersebut. Mereka dibayar untuk membawa satu hingga beberapa karung gula ilegal.

Aksi inilah yang kemudian diendus oleh Kapolres Sabang AKBP Nurmeiningsih SH. Ia kemudian menyamar menjadi perempuan miskin pembawa gula dan melihat langsung bagaimana proses penyelundupan itu dilakukan para pemilik gula Sabang.

Lihat saja aksi Kapolres Sabang tersebut dalam video yang brilio.net kutip dari akun Facebook Rizal Muhammad, Sabtu (16/1), berikut ini:

 

Kapolres Sabang Menyamar Jadi Perempuan MiskinSABANG - Aksi penyelundupan gula ilegal dari Sabang ke daratan Banda Aceh sering terjadi.Banyak di antara para penyelundup justru warga biasa yang dimanfaatkan para juragan gula.Mereka dibayar untuk membawa satu hingga beberapa karung gula ilegal. Aksi inilah yang kemudian diendus oleh Kapolres Sabang AKBP Nurmeiningsih SH. Ia kemudian menyamar menjadi perempuan miskin pembawa gula dan melihat langsung bagaimana proses penyelundupan itu dilakukan para pemilik gula Sabang.Saat menjalankan penyamaran itu, Kapolres berdandan ala perempuan tua, miskin, tampil apa adanya. Makan nasi bungkus sambil menunggu para penyelundup gula beraksi. Dalam video ini bisa kita lihat bagaimana kemudian Nurmeiningsih menasihati para penyelundup dan pemilik gula.

Posted by Rizal Muhammad on Tuesday, January 12, 2016

KLIK NEXT, KISAH "POLISI GANTENG SARINAH" YANG JUGA CALON DOKTOR UI

2 dari 3 halaman

Peristiwa serangan teroris di Jalan MH Thamrin, kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) kemarin menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Terutama banyaknya perhatian netizen di dunia maya terkait aksi teroris ini, sehingga banyak tagar yang dibuat pada laman media sosial seperti di Twitter #KamiTidakTakut dan sebagainya.

Salah satu tagar yang menarik yaitu #KamiNaksir, dimana bahan pembicaraan pada tagar tersebut mengenai foto sosok polisi ganteng yang terlihat tak takut mengadapi aksi terorisme yang terjadi. Bahkan tidak sedikit yang menyoroti fashion sosok polisi tersebut yang terbilang sangat keren.

Ditelisik lebih jauh, sosok polisi ganteng itu bernama Teuku Arsya Khadafi. Ia menjabat Kepala Unit 3 Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Tidak hanya itu, Teuku Arsya Khadafi merupakan salah satu mahasiswa Program Doktor Krimonolgi Universitas Indonesia (UI) angkatan 2015.

"Memang benar saya dan Mas Arsya satu kelas di Program Doktor Krimonolgi Universitas Indonesia angkatan 2015. Dengan kesibukannya yang banyak, ia masih tetap masuk kuliah, meskipun telat. Kita salutnya di situ, anaknya sangat rajin dan juga ramah," kata Primadona Harahap (37) kepada brilio.net, Jumat (15/1).

Perempuan yang biasa dipanggil Dona ini merupakan teman satu kelas Teuku Arsya Khadafi di Progrom Doktor Krimonolgi Universitas Indonesia (UI). Menurutnya, Teuku Arsya orangnya sangat ramah, sering berbagi informasi dan juga nggak pelit ilmu. "Kami bisa dekat soalnya program doktor cuma ada empat orang, saya, Teuku Arsya dan ada dua orang lagi," lanjut Dona.

Tak hanya ganteng, Teuku Arsya juga rajin saat kuliah dan mendapat nilai yang bagus. Tentu hal tersebut sebuah nilai plus, pantas saja hashtag #KamiTidakTakut yang tadinya ada di posisi teratas langsung mendadak berubah menjadi #KamiNaksir.

PERJUANGAN POLISI UNTUNG, LAGI NGOPI LANJUT HAJAR TERORIS

3 dari 3 halaman

Polisi berbaju putih yang awalnya disangka salah satu teroris bersenjata ternyata adalah Untung Sangaji. Polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) tertangkap kamera netizen saat sedang posisi menembak ke arah para pelaku teror di depan kedai kopi Starbucks, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Beberapa video yang sudah diunggah netizen menjadi viral itu memang mengira AKBP Untung Sangaji merupakan salah satu dari pelaku. Saat kejadian, AKBP Untung diketahui tengah 'ngopi' di sisi kiri gedung Sarinah bersama beberapa rekannya yang juga anggota polisi, salah satunya Komisaris Besar Polisi Urip Widodo.

"Awalnya saya sedang ngopi sambil tugas di jalur presiden lalu lalang pulang. Tiba-tiba bunyi dentuman tak jauh," kata Untung bercerita, Kamis 14 Januari 2016 dikutip brilio.net dari Divisi Humas Polri, Sabtu (16/1).

Karena pernah bertugas di Satgas Bom (sebelum Densus 88), pria yang kini menjabat sebagai Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polair langsung bergegas menghampiri Tempat Kejadian Perkara.

"Saya keluar dari kedai Walnut kemudian orang-orang pada berlarian menjauh dari ledakan. Saya menuju arah pos lantas ternyata sudah ada 3 jenazah," imbuhnya.

Seorang anggota polantas tergeletak, kemudian Untung meminta siapa pun yang berada di dekat situ agar membantu mengevakuasi korban. Tak lama kemudian terdengar bunyi ledakan dari depan Starbucks. "Saya pun mengeluarkan pistol dan mendekat ke arah itu. Saya kemudian melihat pelaku megang senjata dan melempar bom ke bawah mobil Karo Ops Polda Metro Jaya," kata mantan anggota Bareskrim Polri ini.

Bom itu meledak, setelah terhenti Untung pun melingkari ke arah kiri dan menembak pelaku yang juga memegang beberapa bom. "Ketika perhatian pelaku ke arah mobil Karo Ops, saya melingkar dari sisi kiri Starbucks kemudian menembak ke arah dada dan kaki pelaku," tuturnya.

Tiba-tiba bom jatuh dari tangan pelaku kemudian meledak. AKBP Untung meminta seorang anggota lainnya, Ipda Tamat agar mendekat bersamanya dan menembak berkali-kali untuk memastikan pelaku telah mati.

"Kemudian kita menemukan bom ada 4 buah yang siap diledakkan berukuran kira-kira 12 cm, material pipa dan 3 lebih kecil," kenang Untung.

Semangat dan keberanian anggota polisi seperti Pak Untung ini memang patut diacungi jempol. Setuju? Sehat-sehat selalu ya Pak Untung!