Brilio.net - Nama Sonya Ekarina Sembiring Depari, dalam beberapa hari ini bikin heboh jagat media sosial. Ada apa ya? Siswi SMA Methodist I-Medan itu memarahi seorang polwan, Ipda Perida Panjaitan saat menjaring dirinya bersama teman-temannya ketika konvoi pelajar usai pelaksanaan ujian nasional di Jalan Sudirman, Medan.

BACA JUGA: Ayah Sonya Depari meninggal dunia

Malah, saat itu Sonya mengaku sebagai anak dari Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari.  Akibat ulahnya itu, Sonya pun di bully di media sosial. Buntutnya, sang ayah Makmur depari meninggal dunia. Diduga sang ayah terkena serangan jantung akibat anaknya dibully. Duh.

Kak Seto © 2016 brilio.net

Kasus Sonya adalah buah dari fenomena di masyarakat. Menurut Kak Seto remaja akan meniru tokoh, selebritis, orang tua dan lainnya yang mereka lihat dan kenal.
© 2016 brilio.net/Ist.

Nah, melihat peristiwa ini bagaimana sih komentar Seto Mulyadi, pemerhati anak yang biasa kerap disapa Kak Seto ini? Kak Seto merasa prihatin dengan kasus yang menimpa Sonya. Menurut dia, dalam menyikapi sebuah perilaku negatif yang dilakukan remaja jangan hanya melihat mereka sebagai pelaku, namun juga korban.

BACA JUGA: Surat buat Sonya Depari, ABG yang ngaku anak jenderal, menohok banget!

“Anak dan remaja adalah peniru yang andal. Dia akan meniru tokoh, selebritis, orang tua dan lainnya yang mereka lihat dan kenal,” kata Kak Seto kepada brilio.net.

Perilaku tidak disiplin, tidak patuh sama aturan, menganggap mereka kebal aturan, karena mempunyai kuasa dan perilaku negatif lain yang dicontohkan orang, bisa mudah ditiru remaja. Akibatnya mereka juga tidak disiplin dan tidak mau ikut aturan serta merasa gagah kalau bisa melanggar.

Melihat fenomena Sonya, Kak Seto mengimbau semua pihak, baik itu orang tua hingga tokoh, harus introspeksi diri. Apakah perilaku mereka selama ini sudah memberikan contoh yang baik kepada anak.