Brilio.net - Suasana pedesaan yang jauh damai dan asri tampak di Candran, Kebonagung, Imogiri, Bantul, Selasa (15/9). Desa ini memiliki sebuah museum unik, yaitu Museum Tani Jawa.

Kepala Museum Tani Jawa, Kristya Bintara ketika dihubungi brilio.net tidak bisa menemani explore museum karena sedang sakit. Museum sederhana ini digagas sejak tahun 1998, berdirinya museum ini merupakan wadah komunikasi pertanian tradisional Jogja. Di dalam museum terpajang beraneka alat petani zaman dulu, baik yang sudah tidak terpakai lagi seperti ani-ani, maupun masih digunakan hingga saat ini meskipun sudah jarang dijumpai seperti luku atau alat bajak sawah.

Jauh-jauh dari Eropa, bule belajar membajak sawah di kampung ini

Berkunjung ke museum ini pengunjung bakal dimanjakan dengan banyaknya penawaran media belajar langsung di luar museum seperti menanam padi, membajak sawah, membuat emping, bermain egrang dan banyak lagi yang lainnya. Tempatnya pun sangat cocok buat belajar lebih dekat dengan alam. Di sekitar museum tampak indahnya persawahan membentang luas dan keramahan penduduknya, tak heran banyak bule terutama asal Prancis begitu senang mengunjungi tempat ini.

Jauh-jauh dari Eropa, bule belajar membajak sawah di kampung ini

"Sejak ada museum ini, bisa tambah penghasilan. Pemasukan dari mengantar wisatawan, festival tahunan dan sebagainya," ujar Tolo (53) buruh tani kampung Candran kepada brilio.net, Selasa (15/9).

Menurut penduduk desa, tidak sedikit pengunjung berasal dari luar negeri seperti Kanada, Inggris, Amerika hingga Prancis. Kedatangan pengunjung ke Museum Tani Jawa sekaligus ingin berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal, belajar dari kehidupan masyarakat tani dan tradisi pedesaan kampung Jawa.