Brilio.net - Mu'adz bin Jabal adalah sosok yang pintar dalam hal fiqih. Ia seorang yang terang akalnya, juga tegas dan cermat dalam memutuskan segala sesuatu.

Kemampuannya dalam berijtihad dan keberaniannya menggunakan kecerdasan akalnya membuat ia demikian kaya dengan pengetahuan fiqih. Maka tak heran jika ia dijuluki oleh Rasulullah SAW dengan "Manusia yang paling mengetahui halal dan haram".

Dikisahkan dalam buku 60 Orang Besar di Sekitar Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid, dikutip brilio.net, Rabu (1/7) suatu hari Rasulullah memberikan wasiat kepada Mu'adz agar setiap selesai shalat selalu mengucapkan: Ya Allah, bantulah aku untuk selalu ingat dan syukur, serta untuk beribadah dengan baik kepada-Mu.

Mu'adz memahami betul ajaran Rasulullah tersebut dan menerapkannya dengan baik. Pada suatu pagi Rasulullah bertemu dengan Mu'adz, lalu beliau bertanya, "Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Mu'adz?"

"Pagi ini aku merasa telah beriman wahai Rasulullah," ujar Mu'adz. "Setiap kebenaran ada hakikatnya, lalu apa hakikat keimananmu?" tanya Nabi.

Mendapat pertanyaan tentang hakikat keimanannya, Mu'adz lalu menjawab dengan lugas, "Setiap aku berada pada pagi hari, aku menyangka tidak akan bertemu lagi dengan sore hari. Dan setiap sore hari, aku menyangka tidak akan bertemu dengan pagi hari. Tiada satu langkah pun yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada langkah lain yang mengiringinya. Aku seolah melihat setiap umat jatuh berlutut, mereka dipanggil untuk melihat buku catatannya. Aku seolah menyaksikan penghuni neraka menderita siksaan dalam neraka."

Begitulah jawaban hakikat keimanan Mu'adz yang begitu mengena di hati. Mu'adz menyerahkan seluruh jiwa raga dan nasibnya kepada Allah sehingga tidak ada satu pun yang terlihat olehnya selain Allah.

Mu'adz senantiasa gigih menyeru manusia menuju ilmu dan zikir kepada Allah. Ia selalu menyeru manusia untuk mencari ilmu yang benar dan bermanfaat.