Brilio.net - Banyak hal di sekitar yang punya manfaat besar, namun belum disadari karena ketidaktahuan. Hal-hal yang sangat sederhana di sekitarmu, akan kamu kagumi ketika sudah tau kehebatan dan manfaatnya.

Baru-baru ini telah dikembangkan salah satu sumber energi untuk membangkitkan listrik. Hendra Prasetyo bersama tiga orang rekannya di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes), Ilham Eka Fitrianto, Sutiyo, dan Wim Widyo Baskoro, mencoba bermain-main dengan listrik. Mereka mengembangkan konsep pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yaitu memanfaatkan gelombang air untuk dikonversi menjadi listrik. Sumber energi listrik yang dipakai adalah gelombang laut.

Gelombang air laut bisa hasilkan listrik tanpa generator, ini caranya

Gelombang air laut bisa hasilkan listrik tanpa generator, ini caranya

Hendra menuturkan, konsep gelombang laut sebagai sumber energi listrik sebelumnya pernah ada di Yogyakarta, hanya saja masih mengenakan satu sistem, yaitu oscillating water column. Pemuda asal Semarang ini menambahkan satu sistem lagi yaitu gaya gerak listrik induksi. Dengan dua sistem ini, energi yang dihasilkan menjadi lebih banyak.

Sistem oscillating water column (OWC) memanfaatkan gelombang agar tercipta tekanan dari air. Nantinya air ini bisa menggerakkan kincir yang akan menyalakan generator. Jadi sistem ini memerlukan bantuan generator.

"Kalau sistem gaya gerak listrik (GGL) induksi itu memanfaatkan kumparan dan magnet. Jadi untuk mengetahui besarnya arus listrik, kumparan diletakkan dalam medan/area magnet. Bergeraknya kumparan akan menghasilkan arus listrik," jelas Hendra pada brilio.net, Senin (10/8).

Model GGL induksi ini lebih simpel karena tak memerlukan media generator. Arus listrik dialirkan melalui kabel dan bisa langsung digunakan.

Energi listrik yang dihasilkan baik melalui OWC maupun GGL induksi sebesar 2 volt per satu panjang gelombang. Jika terus dikembangkan, sumber energi ini akan dapat memenuhi kebutuhan listrik umat manusia. "Sebab gelombang laut ini kan selalu ada," terang Hendra.

Diakui Hendra, mereka tergerak untuk menemukan alat pengonversi gelombang menjadi listrik ini karena seringnya terjad pemadaman bergilir di beberapa wilayah di Indonesia, di samping melihat komposisi air yang selalu tersedia dan diperkirakan tak akan pernah habis.