Brilio.net - Kamu tentu sering mendengar sumber energi yang berasal dari matahari atau angin. Kedua sumber daya tersebut digadang-gadang akan menjadi pengganti sumber daya yang tak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi yang kita gunakan saat ini. Dengan demikian, dampak buruk pemanasan global dan pencemaran udara bisa terkurangi.

Namun, ada satu hal yang masih menjadi kendala dalam penerapannya, yaitu keterbatasan ruang penyimpanan. Apabila terdapat ruang penyimpanan atau baterai raksasa yang mampu menyimpan energi dari kedua sumber daya tersebut, maka penggunaannya pun akan lebih efisien.

Nah, untuk mengatasi persoalan tersebut, perusahaan teknologi, Tesla Motors, berhasil menciptakan baterai berukuran raksasa untuk menampung energi yang berasal dari matahari dan angin. Baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang tersebut diklaim bisa menggantikan energi dari sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Dengan menggunakan baterai tersebut, energi akan tersimpan dengan baik dan tidak terbuang begitu saja.

Dilansir brilio.net dari dw.de, Rabu (6/5), baterai super itu terdiri dari dua tipe. Tipe 10kw/jam dibanderol dengan harga USD 3.500, sedangkan tipe 7kw/jam dijual dengan harga USD 3.000. Kedua tipe tersebut memiliki fungsi yang berbeda, tipe 10kw/jam sebagai sumber energi cadangan ketika terjadi pemadaman listrik. Sedangkan tipe 7kw/jam dirancang untuk penggunaan sehari-hari.

Kendati baterai tersebut dinilai sangat unggul, Tesla ternyata bukanlah satu-satunya perusahaan yang menciptakan produk sejenis. Saat ini, semakin banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk membuat baterai dengan ruang penyimpanan yang besar.

"Karena baterai ini mulai diproduksi massal, kita melihat saat ini harganya pun turun lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Uwe Sauer, seorang ahli penyimpanan energi dari Technical University Aachen (RWTH) di Jerman.

"Harganya lebih rendah dari yang diperkirakan untuk tahun 2020," tambahnya.

Sementara itu, menurut Michael Stemer, seorang professor dari Regensburg University, ke depan masyarakat akan mulai beralih ke sumber daya yang dapat diperbaharui. "Kita akan beralih ke energi angin dan matahari karena lebih murah, karena sumber daya lainnya semakin langka, dan untuk melindungi iklim," kata dia.