Brilio.net - Smartphone menjadi barang yang begitu penting bagi kebanyakan orang. Fungsinya yang beraneka macam membuat penggunanya enggan untuk meninggalkannya. Jika bagi kebanyakan orang smartphone hanya digunakan untuk telepon, SMS, dan media sosial, maka bagi pemuda ini, ponsel yang dimiliki juga berguna untuk memberikan konsultasi agama.

Adalah Noer Illahyat Adhli Al Karni (19), mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menanfaatkan smartphone yang dimiliki untuk memberikan konsultasi agama. Setiap hari, smartphone mahasiswa Ekonomi Syariah tersebut tak pernah sepi dari pertanyaan-pertanyaan berbau agama. Maklum saja, sejak Januari lalu Adhli dipercaya menjadi Koordinator Kajian dan Pengembangan Dakwah Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Pusat.

Salah satu tugas yang harus diembannya adalah menjawab berbagai pertanyaan konsultasi agama yang masuk dari para pengurus di 12 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada KMNU. "Petanyaan yang masuk biasanya adalah pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh pengurus KMNU masing-masing PTN," terang Adhli kepada brilio.net, Jumat (11/9).

Adhli menerangkan jika semua pertanyaan agama yang masuk ke pengurus KMNU tingkat PTN harus disetorkan ke pusat. Jika belum terjawab maka akan dicarikan jawabannya, sementara jika sudah dijawab oleh pengurus KMNU tingkat PTN maka akan dilihat kesahihan dari jawaban itu agat tidak menyesatkan.

Adhli yang telah hafal 30 juz alquran tak sembarangan dalam menjawab. Ia berpatokan dengan kitab-kitab yang banyak dikaji di pesantren. Karena harus mencari jawaban akurat di kitab, maka pertanyaan yang masuk lewat pesan singkat SMS, WhatsApp, maupun email tak langsung dijawabnya. "Biasanya saya minta waktu antara 1 hingga 7 hari untuk memberikan jawaban dari pertanyaan itu," ungkap pemuda yang fasih berbahasa Arab dan Inggris ini.

Pertanyaan yang masuk pun tak hanya datang dari mahasiswa. Pertanyaan biasanya juga masuk dari masyarakat umum yang telah mengenalnya. Maklum saja, selain kuliah Adhli di Bogor juga sering mengisi kajian dan seminar.

Di tengah aktivitas yang padat, alumni MAN Insan Cendekia Gorontalo ini juga masih menyempatkan diri menjadi pengajar di Pesantren tahfidz Darul Quran Bogor.