Brilio.net - Tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) membuat alat tangkap ikan ramah lingkungan. Berkat karyanya, Muhamad Ali Dofir, Romi Dwi Nanda, dan Galih Dandung Akbar Gumala mendapat penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai juara satu dalam workshop Kompetisi Inovasi Alat Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan pada awal agustus lalu.

Galih mengatakan bahwa alat penangkapan ikan ramah lingkungan yang mereka buat berbeda dengan yang sudah ada karena bisa menghindari tertangkapnya hiu secara tidak sengaja oleh nelayan. Alat itu diberi nama Electroshield System dan sistem kerjanya hanya dengan mengkaitkannya pada jala nelayan.

"Setelah diaktifkan alat tersebut akan mengapung pada saat jala dilempar. Kedua ujung Electroshield System yang masuk ke dalam air itulah yang nantinya akan memancarkan aliran elektronik yang akan diterima oleh elektro reseptor pada ikan hiu rangsangan sebagai ancaman," kata Galih seperti dikutip brilio.net dari prasetya UB, Rabu (19/8).

Dengan adanya Electroshield System, ikan hiu tidak akan mendekati jala sehingga tidak ikut tertangkap oleh nelayan yang sedang mencari ikan. Electroshield System mempunyai radius hingga 500 meter di bawah permukaan laut. Namun, radius tersebut bisa ditambah tergantung dengan besar kecilnya alat yang digunakan.

Romy menambahkan bahwa Electroshield System bisa menjadi pilihan para nelayan karena selain ramah lingkungan juga lebih ekonomis dibanding alat navigasi fish finder lainnya. "Selain terjangkau dengan kantong nelayan, Electroshield System sifatnya portable dan bisa dimodifikasi di beberapa alat tangkap," kata Romy.

Sementara itu, menurut Romy dan Galih, saat ini organisasi non pemerintah World Wide For Nature (WWF) berinisiatif bekerja sama untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada Electroshield System yang sudah mereka buat. Mereka berharap ke depan akan ada inisiatif kerja sama penelitian lebih lanjut pada Electroshield system sehingga bisa diterapkan pada masyarakat.