Brilio.net - Manusia dan alam merupakan elemen pembentuk ekosistem kehidupan. Tanpa alam, manusia tidak mampu bertahan hidup. Tanpa manusia, tidak akan ada yang merawat alam. Sayangnya, yang terjadi sampai saat ini justru hal yang tidak menyenangkan.

Pembalakan liar dan penggundulan hutan sudah terjadi di mana-mana. Lalu dengan seenaknya kita menyalahkan alam yang marah dengan mendatangkan bencana? Tampaknya kita perlu merenungkan kembali tindakan kita terhadap alam.

Alam memberikan kita sesuatu yang bisa kita petik hikmahnya. Kali ini brilio.net mencoba merangkum 18 hal yang bisa kita pelajari dari alam, seperti yang dikutip dari nature-mentor.com, Senin (16/3):

1. Observasi
Observasi adalah keterampilan yang dimiliki beberapa orang dan sisanya tidak memiliki. Tapi setiap orang bisa mengasah keterampilan ini jika ia mau berjalan-jalan keluar dan menikmati keindahan alam.

Contoh sederhana poin ini adalah mereka yang bertindak sebagai peneliti yang melakukan eksperimen dengan alam. Sebut saja mereka yang berkecimpung di dunia meteorologi dan geofisika. Mereka jelas belajar mengamati tanda-tanda cuaca buruk, gunung mau meletus, atau ancaman bencana alam lainnya.

2. Mengetahui sebuah tempat
Dengan pergi jalan-jalan ke alam luas, selain menemukan pengalaman baru di tempat baru, kita juga bisa mempelajari jenis-jenis pohon, tanaman, bunga, burung, dan sebagainya yang berkaitan dengan ciri khas alam yang kita datangi.

3. Petualangan dan pemenuhan rasa ingin tahu
Dengan mengeksplorasi alam akan mengobati rasa ingin tahumu. Kamu pun bisa menemukan dan merasakan apa yang orang lain tidak pernah temukan dan rasakan. Akan sangat keren jika kita memiliki pengalaman mengunjungi tempat-tempat indah yang belum terjamah kebanyakan orang lain.

4. Kesadaran sensori
Panca inderamu sebenarnya lebih potensial dari yang dapat kamu bayangkan. Sesekali jalan-jalanlah ke alam bebas, tutup matamu dan dengarkanlah simfoni alam. Itu akan memberikan efek menentramkan untuk pikiran dan jiwamu. Tidak heran kan, kalau komposer level dunia kebanggaan Jepang seperti Kitaro sering membuat musik instrumental yang memadukan alat musik modern dengan alunan suara alam.

5. Intelegensi
Alam mengajarkan kita cara untuk bertahan hidup. Sumber makanan kita saja berasal dari alam. Dari situ kita belajar bagaimana mengolah lingkungan sekitar untuk membantu kelangsungan hidup kita. Meskipun zaman sudah modern, tidak jarang bukan, kawan-kawan kuliah kita rela masuk kegiatan ekstra kampus pencinta alam. Mereka ingin belajar dari alam. Di Indonesia sendiri masih ada penduduk pedalaman yang hidupnya dekat sekali dengan alam, sebut saja penduduk suku Mentawai Sumatera Barat.

6. Kenyamanan
Lingkungan alam mungkin memang bukan tempat ternyaman untuk kita terus berlama-lama tinggal. Tapi ketika kamu dapat menemukan kenyamanan itu sendiri dari dalam jiwamu, kamu akan mampu merasa berada di rumah sekalipun faktanya kamu berada di tempat antah berantah.

7. Kreativitas
Seniman, pemusik, filsuf, dan penulis seringkali terinspirasi alam dalam menciptakan karya mereka. Seperti disebutkan sebelumnya, Kitaro adalah pemusik legenda Jepang yang seringkali menggunakan simfoni alam untuk membuat musik instrumentalnya. Di Indonesia sendiri, bisa kita ambil contoh Dewi 'Dee' Lestari dalam serial supernova-nya. Judul 'petir', 'akar', 'partikel', dan 'gelombang' menunjukkan dia terilhami oleh alam.

8. Sumber kedamaian dan kebahagiaan
Mendengarkan burung berkicau pada pagi hari, bukankah itu terdengar seperti lantunan musik? Mendengarkan pancuran air taman di halaman rumah, bukankah itu bisa menentramkan kita? Nah, dari suara-suara alam sekitar kita inilah kedamaian dan kebahagiaan bisa kita dapatkan.

9. Kesejahteraan
Alam bisa mengajarkan kita bagaimana cara untuk hidup sehat, bahagia, dan terhubung dengannya setiap waktu. Misalnya saja, alam menyediakan buah-buahan segar dan sehat daripada makanan berpengawet yang dijual di supermarket. Alam juga sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan bencana yang memberikan kita pelajaran bahwa kita harus lebih menyayangi alam sekitar. Supaya bisa menjamin keberlangsungan hidup anak-cucu kita.

10. Sejarah
Alam menyimpan banyak cerita masa lalu. Terkadang sesuatu di alam tidak serta merta terjadi. Misalnya saja sebuah danau yang tercipta karena jatuhnya meteor puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Atau contoh yang nyata di negara kita seperti kaldera (kawah gunung berapi yang sangat besar, terjadi karena peledakan atau runtuhnya bagian puncak gunung berapi) Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat.

Dulunya gunung yang menggemparkan seluruh dunia dengan letusan dahsyatnya pada April 1815 itu, memiliki ketinggian 4.300 m dpl. Namun akibat meletus itulah, ketinggiannya berkurang menjadi 2.851 m dpl. Selain itu, meninggalkan jejak kaldera seluas 7 km, keliling 16 km, dan jarak antara puncak dengan dasar kawah sedalam 800 meter.

11. Penunjuk arah
Tidak perlu khawatir tersesat di alam bebas. Jika memang tidak dibekali dengan kompas, alam akan memandumu dengan sendirinya. Misalnya saja matahari. Matahari bisa menjadi tolak ukur arah mata angin, bukan? Bahkan teknik semacam ini sudah berlaku sejak zaman nenek moyang kita berabad-abad lalu.

12. Rasa terima kasih dan konsekuensi tindakan
Jangan buat alam murka padamu. Banyak oknum yang justru mengeksploitasi alam tanpa bertanggung jawab. Akibat fatalnya adalah terjadinya bencana alam yang merugikan banyak pihak. Seharusnya kita berterima kasih pada alam yang sudah menyediakan begitu banyak hal yang kita butuhkan. Tidakkah kita bisa berterima kasih dengan merawatnya? Supaya terjadi keseimbangan kehidupan antara manusia dan alam sekitar.

13. Pengambilan keputusan
Kamu harus berpikir efektif dan efisien untuk merespons gejala alam. Contoh simpelnya adalah pertanda mau hujan, kamu memilih menyiapkan jas hujan atau payung atau justru memilih berhujan-hujanan saja?

14. Cara bertahan hidup
Dengan segala perubahan yang terjadi di planet bumi pada zaman globalisasi begini, alam tidak pernah menyerah. Tak jarang bila alam diusik, justru kita yang terkena getahnya. Bagaimanapun kita tak akan bisa mengalahkan alam. Bisa dikatakan terkadang kita dan alam saling mengontrol. Tapi dari alam kita belajar, apa pun yang terjadi, kita harus tetap tahan banting.

15. Persistensi
Layaknya mendaki gunung. Bila kita ingin mencapai puncak, ya kita harus melewati lembah, jalan berliku, medan yang berat, dan menghadapi segala rintangannya. Implementasinya dalam hidup kita adalah saat kita hendak meraih cita-cita, tidak mungkin semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya membutuhkan proses berat bila ingin mendapatkan sesuatu yang besar dan indah.

16. Daya resiliensi
Maksudnya adalah daya kamu untuk bangkit dari keterpurukan. Alam mengajarkan itu pada kita. Seperti pelangi yang muncul setelah hujan mereda. Jadi, setiap masalah yang menimpa dan memperburuk kita, yakinlah bahwa itu tidak akan bertahan lama. Semangat baru dan hal yang indah akan datang setelah masa-masa sulit.

17. Perspektif
Fenomena-fenomena alam yang selama ini terjadi mengajarkan kita bahwa kehidupan bukan hanya terjadi di sekeliling kita saja. Contoh simpelnya adalah kita hidup di negara tropis, ada pula kawan kita yang hidup di negara dua musim seperti Jepang, daratan Eropa, dan Amerika. Ciri khas alam tempat tinggal mereka juga membawa pengaruh terhadap cara hidup, kultur, dan karakter mereka. Hal inilah yang mendorong kita untuk belajar bahwa masing-masing memiliki cara pandang yang berbeda.

18. Kerendahan hati
Alam itu bersifat sederhana. Ia menawarkan keindahan, obat hati, dan semua yang kita butuhkan. Yang mereka perlukan hanya dirawat sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa kita memang harus peduli terhadap sesama dan lingkungan tempat kita tinggal.