Brilio.net - Siapa sih, yang nggak kenal Java Jazz? Ajak musik tahunan ini sangat ditunggu-tunggu penyuka musik, lho. Nggak cuma mereka yang gemar jazz aja. Nah, dari sekian banyak performer di Java Jazz, enam anak muda jawara MLD Jazz Project 2 bakal unjuk kebolehan. Mereka bakal tampil di panggung utama. Keren!

Tapi, gimana ya persiapan mereka? Nah, sebelum melakukan persiapan tampil di Java Jazz untuk membawakan puluhan lagu, mereka punya kesempatan latihan bareng di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan untuk acara pengambilan gambar video. Mereka tampak serius memainkan lagu milik mendiang Gombloh, Kugadaikan Cintaku yang di aransemen jazz. Kayak apa, ya?

Beruntung banget lho, mereka mendapat arahan dari seorang music director berbakat, Ronald Steven yang sudah menyiapkan konsep lagu remake tersebut. Kabarnya sih, gaya aransemen ini juga yang akan mereka tampilkan di Java Jazz nanti.

“Tahun ini saya di-approve untuk membuat musik yang lebih crossover. Basicly musiknya bukan jazz tapi kita buat aransemen dan attitude bermainnya lebih ke jazz,” ujar Ronald Steven kepada brilio.net beberapa waktu lalu.

Ini pertama kali bagi Ronald latihan bareng jawara MLD Jazz Project 2. Keenam anak muda yang terpilih sebagai pemenang MLDare2Perform ini memiliki basic musik yang sangat bagus.

“Mereka ini kan, para pemenang dari masing-masing kategori. Tapi belum pernah main bareng, belum tahu karakter masing-masing. Tapi dilihat dulu, sesuai nggak dengan selera kita,” jelasnya.

Ronald berharap mereka bisa memberikan warna baru dengan konsep musik yang juga unik. Kabarnya sih, pada Java Jazz nanti mereka akan membawakan puluhan lagu yang mungkin saja bukan bergenre jazz tapi dibawakan dengan unsur jazz. Mereka akan mulai latihan untuk Java Jazz pada awal Februari 2017.

Tapi, sedikit bocoran ada beberapa lagu remake yang bukan bergenre jazz.

“Mau lebih menarik aja, karena yang datang ke Java Jazz nggak semuanya suka jazz. Banyak juga yang datang ke Java Jazz untuk sing a along,” paparnya.

Uniknya, dalam mengaransemen lagu tidak seluruhnya digarap Ronald. Ia memberikan kasempatan untuk para pemain mengeluarkan ide mereka.

“Kalau ada improve kita obrolin, tujuannya sih biar kita bisa bangun aransemen sesuai dengan selera kita,” tambahnya.

Memang sampai sekarang belum ada keterangan resmi lagu apa saja yang akan mereka bawakan pada Java Jazz. Tapi, yang pasti ada enam segmen, di mana satu segmen ada dua sampai tiga lagu dengan durasi 45 menit.

Lantas bagaimana ya perasaan para jawara MLD Jazz Project Season 2 ini menghadapi Java Jazz? Perasaan Afirniar Mutsrin sang drummer campur aduk. “Deg-degan iya, excited juga iya. Karena aransemen dari mas Ronald bagus banget dan ngasih kita space untuk mengeluarkan pendapat jadi di situ yang bikin aku harus mikir,” ungkapnya.

MLD Jazz Project Season 2 © 2017 brilio.net

Afirniar Mutsrin/foto: brilio.net

Mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan management ini awalnya merasa kesulitan karena tidak mengenal satu sama lain, tapi ia memiliki cara untuk membangun kekompakan dengan finalis lain.

“Awalnya sih belum kenal, pas ngumpul bingung. Tapi dari situ saling komunikasi sih, nongkrong bareng ngomongin lagu, lama-lama jadi akrab,” lanjutnya.

Menyatukan banyak kepala yang awalnya tidak saling kenal tentunya memiliki ego sendiri-sendiri. Namun cowok berusia 22 tahun ini mengatakan bahwa kehebatan talenta yang dimiliki dari setiap finalis mereka sudah memahami porsi masing-masing.

Sementara Almira Joesoef, sebagai vokalis di MLD Jazz Project Season 2, membenarkan apa yang dikatakan Afi. Sebagai orang yang lebih tua dari finalis lainnya, ia selalu menampung setiap masukan.

MLD Jazz Project Season 2 © 2017 brilio.net

Almira Joesoef/foto: brilio.net

“Aku seperti mama mereka. Semua ide dikeluarin, kita tampung nanti jadinya gimana ya kita lihat nanti. Enaknya musik jazz gitu, bebas. Yang penting kita sudah tahu arahnya ke mana,” ujar ibu satu anak ini.

Almira mengaku tidak ada kesulitan dalam menjalani latihan. Karena ia memang sudah mengenal dengan beberapa finalis lain. “Ngebangun chemistry dari nongkrong dan ngumpul bareng. Dengerin referensi musik masing-masing karena kan, referensi kita beda-beda. Dari situ tinggal komunikasi. Untungnya nggak susah, jadi asik-asik aja sih,” tandasnya.

Wah, nggak sabar ya ingin melihat penampilan mereka?