Brilio.net - Kabar membanggakan datang dari dunia musik Indonesia. Jogja Hip Hop Foundation (JHF) akan menggelar tur konser di Eropa pada 5-14 Desember 2017, dengan tajuk Jogja Hip Hop Foundation Europe Tour 2017.

Unit hip hop kebanggaan kota gudeg ini akan unjuk gigi di Europalia International Art Festival, yakni festival seni dua tahunan terbesar di Eropa yang sudah digelar sejak 1969.

"Di tour Eropa kali ini, JHF akan tampil di kota Deventer, Brussels, Den Haag. Lalu kami juga sekalian mau rekaman single baru dan menggarap video klip di Paris," kata Marzuki Mohamad salah satu personel JHF ketika berbincang dengan brilio.net, Kamis (30/11).

Menurut rilis di Situs Europalia, JHF yang kini beranggotakan Marzuki Mohamad (Kill the DJ), Balance Perdana Putra (Balance), Heri Wiyoso (M2MX), dan Yanu Prihaminanto (Ki Ageng Gantas) ini disebut sebagai salah satu kolektif hip hop yang paling penting di Asia Tenggara, dengan karakter urban, optimis, dan percaya diri akan kebudayaan akarnya.

"Kami dianggap oleh mereka (Europalia) sebagai salah satu contoh paling menarik, tabrakan natural antara ekspresi kontemporer dengan tradisional tanpa pretensi berlebih. Identitas Jawa kami tak pernah jauh, namun selalu nyaman dan selalu kami coba untuk bisa selaras dengan gaya musik hip hop internasional," ujar Kill The DJ.

JHF Europe Tour 2017 © 2017 brilio.net

Melalui momen 'pamitan' tur Eropa ini, JHF juga sekaligus merilis single baru berjudul Wit Gedhang Woh Pakel (Pohon Pisang Berbuah Mangga), yang mereka ambil dari sebuah peribahasa tradisional dan mempunyai makna 'bicara gampang susah membuktikannya'.

Single kali ini mempunyai pendekatan ekspresi yang sangat-sangat berbeda dari lagu-lagu JHF sebelumnya. Lagu yang akan dirilis di YouTube pada 1 Desember 2017 ini bisa dibilang sangat eksperimental, sebuah eksplorasi rap dengan sudut pandang kreatif yang berbeda.

"Pada single ini kita tidak akan menemukan bunyi musik. Semua suara yang dihasilkan adalah rekaman vokal dan bentuknya adalah kata. Mungkin lebih tepat disebut acapella karena memang bukan permainan beatbox khas hip hop," tutup Marzuki.