Brilio.net - Barasuara kembali hadir dengan sebuah single baru memperkuat keakraban dan kesatuan antaranggota bertajuk Merayakan Fana. Grup yang digawangi Iga Massardi (vokal, gitar), Marco Steffiano (drums), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bas), Puti Chitara dan Asteriska (vokal), mengawali babak berikutnya dalam perjalanan mereka.

“Kami sudah semakin kenal dan hafal karakter masing-masing. Baik dari segi musik dan non musik. Sehingga, seandainya terjadi sesuatu, entah itu masalah atau proses menyatukan ide atau mencoba sesuatu yang baru, jadi lebih nyambung dan leluasa. Kami sudah lebih yakin satu sama lain,” ungkap TJ Kusuma tentang hubungan antarpersonel Barasuara dalam siaran pers yang diterima brilio.net, Rabu (15/2).

Merayakan Fana menjadi karya pertama yang dihadirkan Barasuara setelah empat tahun lalu merilis single kedua mereka Pikiran dan Perjalanan. Single terbaru Barasuara ini menggambarkan elemen emosi beraneka ragam dan siap mengisi bagian di album ketiga mereka yang tengah dikerjakan.

“Kami punya pembelajaran tentang diri sendiri dan bagaimana bekerja bersama di dalam satu band. Sekarang lebih mencoba mencari solusi dibanding atensi,” ucap Marco.

Dalam karya barunya ini, gerald Situmorang mengungkapkan lagu ini spesial karena dibiarkan bertumbuh sesuai dengan kebutuhan. Rancangannya pun berkembang terus seiring perjalanan waktu.

Diawali dari petikan gitar sederhana, lagu itu dikembangkan agar bisa disempurnakan dengan orkestra. Tak main-main Barasuara menyempurnakan sentuhan orkestra dengan menggaet Erwin Gutawa.

“Pas sudah jalan pun, tiba-tiba kepikiran pakai orkestra. Lagunya sendiri belum sepenuhnya jadi, tapi gue kontak Erwin Gutawa. Dia menyambut, akhirnya berlanjut. Dari awal sampai kita rekaman bagian orkestranya, perlu waktu lebih dari satu tahun,” papar Gerald.

Sebagai lagu yang menandakan perjalanan satu dekade Barasuara, lagu ini juga ikut merefleksikan pertumbuhan dan perkembangan Barasuara. Mereka yang kini sudah lebih paham perannya masing-masing dalam menciptakan karya dan komposisi yang tepat.

“Ini hal yang bagus di mana akhirnya saya membagi peran dan mengurangi dominasi penulisan lagu. Yang lain sekarang bisa sumbang peran di sisi artistik. Di setiap belokan aransemennya akan ada belokan mencolok. Kita sama-sama bisa lihat dramaturgi yang moodnya berubah-ubah sesuai kebutuhan. Lagunya hampir tidak ada pengulangan secara utuh. Secara keseluruhan, ini membuka gerbang baru yang menarik untuk Barasuara sebagai band,” ujar Iga Massardi.

Puti Chitara sebagai vokalis Barasuara mengatakan, Barasuara lebih tenang, lebih kalem namun musiknya makin kencang, baik secara tema lebih dalam dan pemaknaan.

Hal yang sama juga diungkapkan Marco yang merasa Barasuara lebih dewasa, fokus, dan lebih efektif serta tepat sasaran dalam menciptakan karya.

Asteriska, menambahkan lagi. Katanya, “Di era sekarang ini, aku merasa energi Barasuara lebih apa adanya, melebur, lebih membuka pikiran karena sudah belajar lebih banyak lagi soal kehidupan dan ego.”

Kesepahaman tentang titik di mana Barasuara sebagai sebuah unit berdiri, menjadi modal penting untuk terus berjalan ke depan.

Perjalanan karir yang lumayan panjang sejak 2012 membuat mereka menera ulang kembali rute yang akan ditempuh. Bukan evaluasi, bukan juga evakuasi, tapi sebuah pertanyaan artistik penting yang selalu perlu dilontarkan secara reguler kepada kesadaran pemikiran seniman, “Apa sih sebenarnya yang sedang dicari? Mau ke mana lagi perjalanan ini dibawa?”

“Ini sebuah pendapat versi kami tentang kematian yang disuguhkan lewat lagu,” ungkap TJ tentang makna kata yang dikandung single ini.

Single Merayakan Fana kini sudah dirilis dan dinikmati di berbagai digital streaming platform di Tanah Air.

“Semoga ini jadi sesuatu yang segar untuk bandnya dulu. Kemudian, semoga pendengar bisa ikut tertarik dan terus mendengarkan karya-karya kami,” tutup Gerald.