Brilio.net - Pandemi tak selamanya berdampak negatif. Bagi sebagian orang, pandemi justru bisa menghasilkan karya kreatif. Hal inilah yang dilakukan penyanyi muda Annisa Resmana. 

Dara berusia 27 tahun ini akhirnya bisa mewujudkan mimpi lamanya untuk menciptakan lagu pertamanya berjudul Di Ujung Sana. Di masa pandemi ini, cewek yang sudah mengenal dunia musik sejak berusi 4 tahun ini berkontemplasi dengan pianonya. Ia pun meciptakan lagu pertamanya di bawah arahan Didan ME, yang tak lain pamannya sendiri. Lalu, kenapa baru sekarang?

Annisa Resmana © 2021 brilio.net

“Sebenarnya saya sudah mencoba menulis lirik dan nada sejak dulu. Namun sering mendapati kesulitan di tengah prosesnya. Saya pikir, karena sering menulis, harusnya tidak begitu jadi masalah. Toh sama-sama menulis. Namun ternyata, menulis lirik lagu itu suatu skill lain,” ujar dara yang meraih gelar Sarjana Hubungan Internasional di Universitas Parahyangan, dan Master Kajian Stratejik dan Global di Universitas Indonesia ini dengan semangat.

Momentum pandemi pun menjadi tantangan bagi Annisa untuk mewujudkan mimpi lamanya itu. “Sekaligus mengingatkan bahwa saya sudah lama tidak kembali dalam dunia musik. Sejak kuliah saya terlalu fokus di bidang lain. Rindu juga akhirnya,” lanjut dara yang sudah familiar dengan piano, mikrofon dan orkestra sejak berumur 6 tahun ini.    

Bakat bernyanyi Annisa turun dari ibunya yang sering menjuarai kompetisi bernyanyi di Bandung. Perempuan kelahiran 24 April 1994 ini sudah gemar mengikuti berbagai kompetisi dan ‘manggung’ sejak SD hingga SMA. Tak hanya bermusik, Annisa juga gemar menulis puisi, cerpen dan prosa bergenre roman.

Annisa Resmana © 2021 brilio.net

Nah uniknya, dalam menciptakan lagu Di Ujung Sana, Annisa nggak butuh waktu lama. Kurang dari satu jam. Ia tak sengaja memainkan nada-nada sederhana pada piano. Annisa menulis lirik Di Ujung Sana, sambil membayangkan seseorang yang sedang jatuh cinta.

“Namun hatinya masih belum siap untuk terbuka sepenuhnya. Masih ada luka, dan tak ingin cinta yang tergesa, namun tetap percaya bahwa semesta akan memberikan bahagia di ujung ceritanya,” ungkapnya.

Pengagum band Dewa dan Jamie Cullum ini juga mempertegas imajinasi perasaan itu dengan chord yang sederhana. Instrumen gitar dimasukkan sebagai pemanis agar nuansa blissful dan harapan akan semakin terasa. Untuk merealisasikan mimpi kecilnya, Annisa mempercayai pamannya, Didan ME, sebagai produser. Dibantu Ady Julian Yovie Nuno, Vidy dan Ari Renaldi.