Brilio.net - Zaman sekarang cowok ABG mana yang nggak tergugah hatinya kalau mendengar hal-hal yang berbau telanjang? Bukannya cuek, pasti kamu dan teman-teman banyak yang penasaran kalau ada gosip foto atau video cewek telanjang. Hayo, ngaku?

Nggak dipungkiri juga sih, era smartphone dan internet canggih sudah makin mempermudah banyak orang untuk mengakses konten pornografi tiap saat. Apalagi sekarang sudah makin banyak web-web yang menampilkan foto-foto cewek telanjang.

Nah, tapi pernah nggak sih kamu berpikir, kenapa kok cewek-cewek terkesan 'hobi banget' foto bugil memamerkan kemolekan tubuh, bahkan sampai organ intimnya sekalipun. Nggak malu apa ya?

Dalam beberapa kasus yang pernah terjadi, marak foto bugil remaja tersebar luar di media sosial seperti Facebook, Twitter atau melalui grup BlackBerry Messenger. Alasannya pun beragam. Ada yang memang sengaja mengunggah foto syur tersebut. Namun banyak pula yang mengunggah karena rasa sakit hati sang pacar sudah punya dambaan lain di hati.

Menurut analisis Psikolog UGM, Arif Nurcahyo, banyaknya remaja saat ini yang berani dan secara vulgar mengunggah foto syur dirinya dengan pasangannya disebabkan karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah naluri manusia yang selalu ingin tampil dan mengekspresikan diri.

"Sebenarnya peran media sangat besar, naluri manusia kan selalu ingin diekspos atau narsis lah. Nah, untuk mengekspresikan dirinya serta tampil adalah dengan mengunggah foto ke media sosial termasuk foto bugil," kata Arif seperti dilansir brilio.net dari merdeka.com, Minggu (4/10).

Arif juga mengatakan bahwa media sosial sudah dianggap para anak muda sebagai media yang paling ideal, tempat untuk tampil dan mengekspresikan diri mereka kapan saja mereka mau.

"Peran media juga sangat besar, media sosial dianggap media paling pas untuk mengekspresikan diri, kemudian untuk tampil dan memuja dirinya," tambahnya.

Oleh karena itu, ia menyampaikan bahwa sebenarnya pengawasan dan kontrol orangtua sudah menjadi sangat penting di era sekarang. Jangan langkah reaktif saja yang diperhatikan, namun juga preventif. Langkah yang dapat dilakukan menurutnya adalah dengan pendampingan dan dibudayakan rasa malu untuk melakukan hal-hal buruk.

"Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pendampingan, ditanya, diajak untuk melihat fakta-fakta yang sudah ada, dibudayakan untuk malu melakukan hal yang tidak baik," imbuh Arif.