Brilio.net - Pada tahun 2050, para ilmuwan memprediksi sekitar setengah populasi dunia akan rabun atau myopia (miopia). Kasus ini ternyata telah mencapai tingkat epidemi di seluruh dunia, dan para peneliti menemukan satu alasan yang paling memungkinkan memengaruhi, yaitu pola pengasuhan orangtua.

Sebagaimana dilansir brilio.net dari Woman's Day, Rabu (14/10), sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Opthomology, para peneliti di Cardiff University, Wales, Inggris, menggunakan data dari studi longitudinal British Biobank, yang mengambil informasi dari 90.000 orang dewasa antara 40-69 tahun. Mereka mengombinasikan informasi tentang gaya hidup orang dan sejarah medis, yang menemukan bahwa sebesar 10% anak pertama kemungkinan mengalami rabun jauh, dan 20% kemungkinan lainnya mengalami rabun jauh yang parah. Risiko rabun jauh ini akan semakin rendah seiring urutan kelahiran. Tetapi, ketika mereka menyesuaikan dengan tingkat pendidikan, hubungan ini justru tak ada. Kenapa bisa begini, ya?

Ternyata, semua ini adalah 'ulah' orangtua. Anak sulung cenderung memiliki lebih banyak tekanan dan menghabiskan sejumlah waktu yang lebih lama di sekolah daripada adik-adik mereka. NPR, sebuah situs online terpercaya yang membahas topik kesehatan, menyatakan bahwa pendapatan tinggi, edukasi, dan sedikitnya waktu untuk melakukan aktivitas di luar ruangan ternyata berkontribusi terjadinya miopia, dan yang telah lama menjadi stereotip anak tertua adalah para kutu buku ambisius yang harus berhasil, sementara adik-adik mereka bisa berjalan-jalan bahkan tanpa pengawasan.

Karena penelitian ini dilakukan menggunakan teknik observasi, maka para peneliti tidak bisa secara definitif menyimpulkan bahwa menghabiskan waktu lebih untuk belajar ketimbang bermain menjadi penyebab langsung rabun jauh. Ternyata, genetik juga bisa memainkan peran. Akan tetapi kalau melihat lagi keterkaitan yang paling mungkin terjadi dapat dilihat adalah misalnya membaca buku dan menatap layar dapat menyebabkan miopia, sehingga koneksi terhadap pendidikan menjadi lebih mungkin terjadi.

"Asumsi saya adalah bahwa orang yang menghabiskan banyak waktu dalam pendidikan, menghabiskan waktu yang lebih sedikit di luar ruangan dan lebih banyak menghabiskan waktu dalam mengerjakan tugas-tugas seperti membaca sejak masa kecil," ujar Jeremy Guggenheim, penulis utama penelitian.

Hmmm, kamu yang anak pertama, apakah kamu percaya dengan hasil penelitian di atas?