Brilio.net - Televisi Indonesia tak lagi hanya dihiasi wajah-wajah aktor dan aktris lokal, blasteran, atau oriental saja. Wajah-wajah Timur Tengah, kearaban, bahkan setengah Eropa, juga merambah acara televisi, terutama serial drama. Salah satu yang sedang hits belakangan ini adalah drama Turki.

Beberapa judul drama Turki, dari setting kerajaan sampai yang modern, sudah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta Indonesia. Bicara soal rating, ternyata bisa menyita perhatian khalayak Indonesia, terutama kaum hawa dan kalangan ibu-ibu.

Nah, kira-kira kenapa ya, drama Turki digemari masyarakat kita?

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (14/8), berikut lima alasannya.

Siapa coba yang hendak menyangkal orang Turki cantik-cantik dan ganteng-ganteng? Dapat dikatakan orang Turki merupakan perpaduan Asia dan Eropa. Buktinya sudah melihat, bukan? Bikin meleleh banget, dong! Mereka juga bisa total memerankan karakter masing-masing.

Ya, cerita drama Turki terasa mulus sehingga membuat penikmatnya terhanyut ke dalam cerita yang ada. Tak jarang selalu memancing rasa gemas saking penasarannya. Pun tema ceritanya juga tak jauh dari tema sinetron Indonesia yang mengusung tema keluarga, persahabatan, percintaan, atau perjuangan hidup.

Kebudayaan di sini lebih cenderung kepada keyakinan. Mayoritas masyarakat Turki juga Islam sama seperti di Indonesia. Jadi, tokoh-tokoh di beberapa drama Turki menyebutkan kata-kata yang tak jauh beda seperti di sinetron Indonesia, misalnya penyebutan nama Tuhan dan sebagainya.

Tak seperti drama Korea yang umumnya hanya terdiri dari 16 sampai 20 episode, drama Turki lebih mirip sinetron Indonesia yang bisa memiliki puluhan bahkan ratusan episode. Belum lagi, mereka terbagi menjadi season 1 dan season 2. Mungkin sedikit berbeda dengan Indonesia yang lebih memilih penyebutan misalnya episode 1.000, alih-alih membaginya ke dalam season-season.

Bila dilihat dari alur cerita, setting, dan para tokohnya, drama Turki menghadirkan kesegaran bagi tontonan masyarakat Indonesia. Sehingga pemirsa tidak menonton yang itu-itu saja. Pun konten ceritanya tidak sampai bikin pusing kepala. Walaupun sekali waktu terasa terpancing amarah karena gemas, selebihnya adalah sensasi hiburan untuk melepaskan penat dari rutinitas harian.