Brilio.net - Para ilmuwan dan ahli di berbagai negara kini tengah berlomba dengan waktu untuk menciptakan vaksin Covid-19. Tak terkecuali Indonesia yang telah menunjuk perusahaan farmasi PT Bio Farma Indonesia bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd untuk membuat vaksin Covid-19.

Saat ini uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia sudah memasuki tahap ketiga. Kabar baiknya, belum ada laporan negatif dari uji klinis tersebut.

Hal ini seperti dikatakan direktur utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, uji klinis ketiga kandidat vaksin tahap ketiga yang sedang dilakukan di Bandung belum selesai. Meski begitu, sejauh ini tidak ada indikasi yang menghambat uji klinis.

"Saya perlu memberikan informasi kepada masyarakat, bahwa uji klinis yang dilakukan Sinovac ini dilakukan secara global. Jadi tidak hanya di Indonesia atau yang sedang dilakukan di Bandung ini, tetapi juga di Brazil, Turki, Chili dan Bangladesh. Kita harapkan dalam enam bulan ini akan segera menunjukkan hasil," ujar Honesti dalam Dialog Produktif “Perkembangan Terkini Uji Klinis Vaksin COVID-19” di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu (21/10) yang dikutip brilio.net dari laman resmi satgas Covid-19 pada Kamis (22/10).

Walau uji klinis tahap ketiga belum selesai, PT Bio Farma optimis jika proses pembuatan vaksin dapat berjalan sesuai harapan pada Januari 2021 mendatang. Apalagi jika mengingat ada ribuan relawan yang ikut terlibat dalam uji klinis global ini.

Di Indonesia sendiri, melibatkan 1.620 relawan dan sudah mendapatkan suntikan pertama. Kemudian, 1.074 relawan mendapatkan suntikan kedua dan 671 relawan di antaranya sudah diambil sampel darahnya.

“Sejauh ini, belum ada laporan yang menunjukkan indikasi yang mungkin akan menghambat proses pembuatan vaksin, dan kami optimis akan selesai dan dapat segera digunakan,” kata Honesti.

Fakta uji klinis vaksin covid-19 © 2020 shutterstock

foto: shutterstock.com

Dalam kesempatan yang sama, Honesti juga menjelaskan uji klinis tahap satu bertujuan untuk menguji tingkat keamanan vaksin itu sendiri. Uji klinis tahap kedua untuk efikasi vaksin yaitu melihat kemampuan vaksin apakah dapat memberikan manfaat bagi individu yang diberi imunisasi.

Sedangkan uji klinis tiga untuk rekonfirmasi terhadap uji klinis satu dan dua yang telah dilakukan dengan melibatkan lebih banyak relawan. Keterlibatan relawan dari berbagai negara, bangsa, dan etnis kelak akan menunjukkan vaksin yang sedang diuji dapat diterima oleh orang dari beragam bangsa dan negara.

Selain itu, menurut Honesti, kerja sama Bio Farma dengan FK Unpad dan BPOM semakin menambah keyakinan Bio Farma jika uji klinis yang dilakukan saat ini dapat berjalan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

"Lembaga - lembaga yang kami ajak untuk bekerjasama cukup reputable dalam uji klinis ini. Mereka sudah melakukan 30 kali uji klinis dan bukan itu saja, uji klinis ini juga diawasi oleh BPOM, juga Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes. Kami optimis semua berjalan lancar," pungkas Honesti.

Seperti diketahui, kemampuan PT Bio Farma sudah teruji dalam urusan vaksin. Bahkan PT Bio Farma sudah dipercaya Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) sebagai perusahaan farmasi yang kompeten di dunia dalam pengembangan vaksin COVID-19.