konstipasi beserta gejala dan penyebabnya © berbagai sumber foto: Unsplash/Sasun Bughdaryan

Konstipasi berasal dari bahasa Latin yaitu "constipare" yang memiliki arti bergerombol bersama. Istilah ini menggambarkan mengenai penyusunan sesuatu menjadi bentuk padat. Pada abad ke-16, istilah konstipasi banyak digunakan pada keadaan feses yang terakumulasi di dalam kolon yang berdilatasi.

Konstipasi merupakan keadaan yang sering ditemukan pada anak dan dapat menimbulkan masalah sosial dan psikologis. Konstipasi ditemukan pada tiga pesen anak usia prasekolah dan satu hingga dua persen anak usia sekolah. Semasa usia prasekolah, angka kejadian konstipasi pada anak perempuan dan laki-laki seimbang. Namun, pada usia sekolah, konstipasi lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

Konstipasi juga dapat dimaknai sebagai suatu gejala sulit buang air besar yang ditandai dengan konsistensi feses keras, ukuran besar, dan frekuensi buang air besar.

Gejala konstipasi

konstipasi beserta gejala dan penyebabnya © berbagai sumber foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya

Terdapat beberapa gejala yang sering ditemukan ketika seseorang mengalami masalah konstipasi. Gejala tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengalami kesulitan buang air besar.

2. Perut terasa kembung atau bentuk kotoran keras atau kecil.

3. Terasa nyeri saat buang air besar.

4. Defekasi kurang dari tiga kali dalam satu minggu.

5. Adanya massa feses di abdomen.

Penyebab konstipasi

konstipasi beserta gejala dan penyebabnya © berbagai sumber foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya

Konstipasi atau sembelit dapat terjadi karena beberapa hal di antaranya:

1. Perubahan pola diet atau pola nutrisi, misalnya asupan serta yang tidak adekuat.

2. Mengalami dehidrasi.

3. Pengaruh konsumsi obat-obatan atau sedang menerima pengobatan tertentu.

4. Operasi abdominal atau mengalami stres emosi akut.

5. Kurang latihan fisik atau mobilisasi, psikologi, atau kondisi kurang nyaman.