Brilio.net - Kifosis adalah kelengkungan pada tulang belakang, yang mengarah dari depan ke belakang. Kondisi ini dapat menyebabkan postur tubuh bungkuk atau membungkuk. Dilansir dari healthline, punggung bagian atas atau daerah toraks tulang belakang memiliki sedikit kelengkungan alami.

Tulang belakang secara alami melengkung di leher, punggung atas, dan punggung bawah. Keadaan ini membantu menyerap goncangan dan menopang berat kepala. Dalam hal ini, kifosis terjadi ketika lengkungan alami ini lebih besar dari biasanya.

Dilansir dari webMD, tulang belakang mencakup 33 tulang yang disebut vertebra. Lengkungannya yang kecil dapat membantu untuk tetap tegak dan seimbang. Biasanya tulang belakang melengkung antara 20 dan 45 derajat. Jika penderita kifosis, kurva lebih besar, biasanya berkisar sampai dengan 50 derajat atau lebih.

Kifosis sering terjadi akibat kelemahan pada tulang belakang yang menyebabkan tertekan atau retak. Sebagian besar kifosis nggak menimbulkan masalah, namun kifosis yang parah menyebabkan rasa sakit dan kurang nyaman dengan penampilan. Perawatan untuk penderita kifosis tergantung pada usia, penyebab, serta efek dari kelengkungan.

Untuk lebih jelasnya, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, kenali gejala dan penyebab dari kifosis, Jumat (1/4).

1. Jenis kifosis.

<img style=

foto: freepik.com

Kifosis memiliki beberapa jenis yang berbeda, namun yang paling umum adalah sebagai berikut.

a. Kifosis postural.

Jenis ini biasanya berkembang selama masa remaja, pada saat masih anak-anak mulai membungkuk.

b. Kifosis terkait usia.

Biasanya seiring bertambahnya usia, tulang belakang akan melemah karena osteoporosis, penyakit cakram degeneratif, atau patah tulang kecil.

c. Kifosis pasca trauma.

Fraktur pada tulang belakang dapat rusak dan menyebabkan tulang belakang melengkung.

d. Kifosis scheuermann.

Vertebra normal berbentuk persegi panjang, tetapi pada jenis kifosis ini berbentuk baji. Bentuk yang nggak biasa ini dapat mendorong tulang hingga membuat tulang belakang melengkung ke depan. Jenis kifosis ini biasanya dimulai selama masa remaja dan memburuk seiring waktu.

e. Kifosis bawaan.

Jenis kifosis ini terjadi ketika tulang belakang bayi nggak berbentuk secara normal di dalam rahim.

2. Gejala kifosis.

<img style=

foto: freepik.com

Gejala kifosis tergantung dengan jenis kifosis yang dimiliki. Kifosis postural biasanya nggak menimbulkan gejala apa pun, selain sedikit pembulatan di punggung saat membungkuk. Namun, bentuk yang lebih serius dapat menyebabkan pembulatan atau punuk yang terlihat di punggung, bersama dengan gejala, di antaranya sebagai berikut.

- Sakit punggung.

- Kekakuan pada tulang belakang.

- Bahu yang bulat.

- Bahu dengan ketinggian yang berbeda.

- Kelemahan, mati rasa, atau kesemutan di kaki.

- Kesulitan bernafas atau menelan.

- Sulit berjalan.

 

3. Penyebab kifosis.

<img style=

foto: freepik.com

Kifosis dapat terjadi ketika tulang belakang di punggung atas menjadi lebih berbentuk baji. Tulang belakang yang nggak normal dapat disebabkan oleh berikut ini.

- Fraktur. 

Tulang belakang yang patah atau hancur (fraktur kompresi) dapat mengakibatkan kelengkungan tulang belakang. Namun jika fraktur kompresi yang ringan seringkali nggak menunjukan gejala yang nyata.

- Osteoporosis.

Gangguan penipisan tulang ini dapat menyebabkan kelengkungan tulang belakang, terutama jika tulang belakang yang melemah mengakibatkan fraktur kompresi. Osteoporosis paling sering terjadi pada wanita yang lebih tua dan orang yang telah menggunakan kortikosteroid untuk jangka waktu yang lama.

- Degenerasi disk.

Diskus melingkar yang lembut bertindak sebagai bantalan di antara vertebra tulang belakang. Seiring bertambahnya usia, diskus ini mengering dan menyusut, sehingga memperburuk kifosis.

- Penyakit scheuermann atau sering disebut kifosis scheuermann.

Penyakit ini biasanya dimulai selama percepatan pertumbuhan yang terjadi sebelum pubertas.

- Cacat lahir.

Tulang belakang yang tidak berkembang dengan baik sebelum lahir dapat menyebabkan kifosis.

- Sindrom.

Kifosis pada anak juga dapat dikaitkan dengan sindrom tertentu, seperti sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan.

- Kanker dan pengobatan kanker.

Kanker di tulang belakang dapat melemahkan tulang belakang dan membuatnya lebih rentan terhadap fraktur kompresi, seperti halnya kemoterapi dan perawatan kanker radiasi.

4. Perawatan kifosis.

<img style=

foto: freepik.com

Perawatan kifosis tergantung dengan penyebab dan tingkat keparahan. Dilansir dari mayoclinic, berikut ini perawatan yang perlu dilakukan bagi penderita kifosis.

a. Obat-obatan.

Obat kemungkinan akan diberikan sesuai dengan rekomendasi dokter, seperti obat pereda nyeri dan obat osteoporosis.

b. Terapi.

Terapi dapat membantu mengelola jenis kifosis tertentu. Seperti halnya latihan peregangan dapat membantu meningkatkan fleksibilitas tulang belakang dan meredakan nyeri punggung.

c. Pembedahan.

Perawatan pembedahan ini akan direkomendasikan untuk kifosis parah.

Untuk membantu mempertahankan kepadatan tulang yang baik, sangat disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, menghindari tembakau, dan membatasi konsumsi alkohol.