Brilio.net - Ada banyak kasus kematian yang terjadi pada manusia karena penyakit mematikan. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, seperti yang dikutip dari depkes.go.id, berdasarkan data Globocan pada 2018 di dunia terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta orang. Di mana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia menderita kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.

Indonesia menjadi negara yang paling banyak penderita kanker urutan ke-8 se-Asia Tenggara. Sedangkan di Asia, Indonesia mendapatkan urutan ke-23. Bagi wanita penyebab kematian nomer satu adalah kanker payudara, kemudian disusul oleh kanker leher rahim atau kanker serviks.

Bagi orang awam mungkin istilah kanker rahim dan serviks itu terlihat sama. Pada kenyataannya dua penyakit ini tidaklah sama. Rahim terdiri dari beberapa bagian, ada leher rahim, badan rahim, dan dua saluran terlur. Kanker serviks terjadi pada leher rahim, jalan bayi yang akan keluar. Sedangkan kanker rahim terjadi pada badan rahim.

Kanker rahim juga menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh setiap wanita. Pasalnya rahim memiliki arti penting bagi setiap wanita. Selain karena dapat menyebabkan kematian, rahim adalah tempat di mana wanita mengandung sehingga penyakit ini menjadi momok terbesar bagi wanita Indonesia.

Kanker rahim terjadi karena sel-sel tumbuh secara abnormal atau tidak normal. Sel-sel yang pada awalnya sehat tumbuh dan berkembang biak pada tingkat yang ditentukan, akhirnya mati pada waktu yang ditentukan. Sel abnormal tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan mereka tidak mati pada waktu yang ditentukan.

Penumpukan sel-sel abnormal ini membentuk tumor. Apabila tumor sudah masuk pada tahap yang lebih parah, kemudian bisa menjadi kanker rahim. Organ dan sistem reproduksi wanita akan terserang. Dilansir dari mayoclinic, tidak ada yang tahu pasti apa yang dapat menyebabkan kanker rahim terjadi.

Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko kanker rahim meningkat. Berikut rangkuman brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (3/4).

1. Perubahan keseimbangan hormon pada tubuh wanita.

penyebab kanker rahim unsplash
foto: pixabay

Indung telur yang terdapat pada rahim wanita akan menghasilkan dua hormon utama, yaitu estrogen dan progesteron. Kondisi meningkatnya jumlah hormon estrogen (bukan tingkat hormon progesteron) di dalam tubuhmu dapat meningkatkan risiko munculnya kanker rahim.


2. Siklus menstruasi yang berkepanjangan.

penyebab kanker rahim unsplash
foto: pexels

Jangan pernah menganggap enteng masalah menstruasi yang tidak normal. Ada banyak penyakit yang bisa disebabkan oleh tamu bulanan wanita yang satu ini. Salah satunya adalah saat seorang wanita mengalami menstruasi pada usia dini. Dimulai sebelum usia 12 tahun dan berakhir sebelum menopause. Menopause adalah siklus menstruasi secara alami, yang biasa terjadi pada wanita berusia 45 hingga 55 tahun.


3. Belum pernah hamil.

penyebab kanker rahim unsplash
foto: pexels

Wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko kanker rahim yang lebih tinggi daripada wanita yang memiliki setidaknya satu kehamilan. Risiko kanker rahim juga dapat muncul pada wanita yang memilih untuk hamil pertama pada usia di atas 30 tahun.


4. Usia.

penyebab kanker rahim unsplash
foto: pixabay

Seiring bertambahnya usia, risiko kanker rahim akan lebih meningkat. Kanker endometrium atau kanker rahim biasanya paling sering terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause. Setelah ia berhenti satu tahun siklus menstruasi, atau di atas usia 55 tahun.


5. Obesitas.

penyebab kanker rahim unsplash
foto: pixabay

Sudah sering terdengar kalau obesitas atau kegemukan bisa mengakibatkan berbagai penyakit lainnya. Penyakit serius yang dapat diakibatkan oleh obesitas salah satunya adalah kanker rahim. Kasus ini terjadi karena kelebihan lemak dapat mengubah keseimbangan hormon pada tubuhmu.


6. Terapi hormon untuk kanker payudara.

penyebab kanker rahim unsplash
foto: pixabay

Bagi wanita yang pernah mengidap kanker payudara, menggunakan obat terapi hormon tamoxifen memiliki peningkatan risiko terkena kanker rahim. Jika kamu mengonsumsi tamoxifen, diskusikan risiko ini dengan dokter spesialis.