Brilio.net - Kota Yogyakarta terkenal dengan memiliki beragam wisata seni dan budaya. Salah satu wisatanya dinamai Intro Living Museum yang berlokasi di Kotagede, yang merupakan ibu kota pertama Mataram Islam, tepatnya di Jalan Tegal Gendu.

Intro Living Museum © 2022 brilio.net

foto: Dok/Annisa Dhea

Museum ini baru dibuka dan diresmikan 10 Desember 2021. Intro Living Museum juga disebut dengan Rumah Kalang, yang berarti rumah milik saudagar kelompok Kalang yang terkenal kaya di Kotagede saat itu. Awal mula penyebutan Kalang belum diketahui secara pasti. 

Kelompok Kalang merupakan warga Jawa (etnis Jawa) keturunan dari Jaka Sasana, ahli ukir dari Bali bersama Putri Ambarlulung, ahli tenun, saudara perempuan Sultan Agung yang setelah mewariskan kelompok masyarakat Jawa disebut dengan Wong Kalang.

Intro Living Museum © 2022 brilio.net

foto: Dok/Annisa Dhea

Saat diwawancarai brilio.net pada Jumat (4/11), edukator Intro Living Museum, Candra, menceritakan sejarah Rumah Kalang. "Rumah Kalang dulunya milik Hj Noerijah yang merupakan seorang tokoh keturunan Kalang terkenal sebagai pengusaha kerajinan emas. Rumah Hj Noerijah diperkirakan dibangun pada tahun 1931 dan selesai pembangunan di tahun 1938," ungkapnya.

Intro Living Museum © 2022 brilio.net

foto: Dok/Annisa Dhea

Seperti Rumah Kalang lainnya, rumah milik Hj Noerijah mempunyai arsitektur khas. Bangunan tersebut merupakan paduan antara gaya Indisch dan Jawa, serta bentuk bangunan mewahnya yang mewakili status sosial. Hiasan pada rumah kalang mengandung unsur ornamen Art Deco dan gaya Neuveau. Ciri-ciri rumah lainnya, yaitu adanya tiang berumpak seperti rumah jawa, penggunaaan kaca patri warna-warni untuk menghiasi jendela pintu serta pada sudut lainnya.

Intro Living Museum © 2022 brilio.net

foto: Dok/Annisa Dhea

Untuk komposisi bangunannya menganut gaya rumah bangsawan Jawa dengan menggunakan prinsip tata ruang senthong, pendopo, dalem, pringgitan, gandhok, gadri, kamar mandi dan sumur. 

Bangunan Museum Kotagede kini menjadi milik dari Pemerintah Daerah DIY dan berada dalam pengelolaan sekaligus perawatan di bawah Dinas Kebudayaan DIY. "Jadi tujuan pembuatan museum ini karena Kotagede sendiri memang kompleks jika ditinjau dari segi sejarah, adat istiadat, warisan budaya, pergerakan masyarakat, dan kulinernya yang dimulai sejak abad ke-16. Kemudian dengan diperkenalkannya Intro Living Museum di Kotagede memiliki banyak living seperti Masjid Gede Mataram, Makam Raja Mataram, serta Watu Gilang. Diharapkan dengan adanya museum ini agar menjadi titik awal, keinginan wisatawan agar bisa berkunjung ke sebuah Living Museum sebenarnya," lanjutnya.

Intro Living Museum © 2022 brilio.net

foto: Dok/Annisa Dhea

Intro Living Museum merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang kini menjadi daya tarik wisatawan karena keindahan arsitektur bangunannya mirip Eropa. Rumah ini berisi koleksi yang dibagi menjadi empat klaster, yaitu klaster pertama berisi situs arkeologi dan lansekap sejarah, kemudian kedua klaster kemahiran teknologi tradisional. Sedangkan klaster ketiga, seni pertunjukan sastra, adat tradisi dan kehidupan dalam keseharian. Terakhir, klaster keempat, klaster pergerakan sosial kemasyarakatan.

Bangunan Rumah Kalang telah mengalami renovasi sebab berbagai faktor, misal desakan keperluan saat ini, kejadian alam, maupun pergeseran nilai-nilai di masyarakat. Gempa Yogyakarta pada Mei 2006 juga mengakibatkan kerusakan Rumah Kalang. 

Intro Living Museum © 2022 brilio.net

foto: Dok/Annisa Dhea

Terdapat kekhawatiran yaitu ketika pemilik rumah tidak mengetahui mengenai nilai historis, filosofis, dan karakter dari arsitektur, beserta arahan perawatan bangunan cagar budaya. Sebab, hal itu dapat menghilangkan karakter dan citra Rumah Kalang pada bangunan lama di Kotagede.

Tempat wisata Jogja ini buka setiap Senin hingga Jumat pukul 08.00 - 16.00 WIB. Khusus Jumat, museum ini hanya buka sampai pukul 14.30 WIB. Sedangkan di hari Sabtu dan Minggu serta hari besar dan tanggal merah museum tutup. 

 

Reporter: mg/Annisa Dheaning Triprasiwi