Brilio.net - Ada banyak alasan mengapa orang berteriak. Bisa karena marah, sakit, atau sedang berada dalam sebuah tekanan mental. Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa berteriak adalah sesuatu yang tidak baik. Tapi ternyata sebuah penelitian mengungkapkan sebaliknya.

Dikutip oleh brilio.net dari lifehack.org, Senin (18/1), pada akhir tahun 1960-an, seorang dokter bernama Arthur Janov menciptakan sebuah terapi yang dinamakan Primal Therapy. Perawatan ini ditujukan untuk menyembuhkan para pasien yang sedang emosi atau dalam keadaan merasakan trauma masa lalu.  

Dalam praktiknya, Primal Therapy kebanyakan mengakibatkan sang pasien berteriak menjelang akhir sesi terapi. Hal ini sebenarnya tidak masuk dalam prosedur terapi.

Meskipun niat awal praktik ini tidak menyuruh pasien berteriak, tetapi pasien yang melakukannya merasa lebih ringan, serasa dihidupkan kembali, dan lega dari tekanan hidup yang mereka derita.

Janov yang masih tidak percaya kemudian memutuskan untuk bereksperimen dengan pasien lain dengan metode yang sama, yang menyebabkan hasil yang serupa seperti sebelumnya. Pasien mulai mengalami kejang-kejang, napas berat, dan kemudian akhirnya berteriak. Setelah sesi, ia mengatakan pasiennya berubah menjadi lebih baik. "Mereka tampak lebih memahami diri mereka sendiri," ujarnya.

Jika kamu ingin mencobanya juga, berikut beberapa metode yang bisa kamu praktikkan:

1. Langkah pertama: Pastikan kamu sedang sendirian
Berteriak dengan keras tentu bisa mengganggu orang di sekitarmu. Jadi ada baiknya jika kamu ingin mencoba, pastikan dirimu benar-benar lagi sendiri. Bisa di kamar atau di tempat lain. Jika memang tidak memungkinkan untuk benar-benar sendiri, katakan saja dengan sejujurnya dengan orang di sekitarmu jika kamu sedang ingin mempraktikkan metode ini.

2. Langkah kedua: Berbaringlah dengan santai di atas matras yoga
Jika tidak ada, kamu bisa menggantinya dengan selimut atau karpet. Kemudian letakkan bantal di bawah kepalamu.

3. Langkah ketiga: Mulailah memikirkan hal-hal yang membuatmu benar-benar marah atau sedih
Bisa saja dari kejadian masa lalu atau kejadian yang baru kamu alami. Jika kamu belum benar-benar marah atau sedih, kamu bisa mulai meneriakkan nama orang yang kamu cintai. Bisa ayah atau ibu, atau orang lain. Hal ini juga pernah dipraktikkan pada pasien-pasien Janov silam.

4. Langkah keempat: Lepaskan semua amarah dan kesedihan.
Berteriaklah sekeras yang kamu bisa. Setelah ini, kamu harus mengatur napasmu dalam keadaan semula. Kamu akan merasa lebih ringan dan semua beban rasanya seperti diangkat.

Berani coba nggak?