Brilio.net - Kabar gembira datang dari para peneliti di Universitas Utrecht. Pusat Medis Erasmus dan Harbour BioMed (HBM) mengumumkan bahwa pihaknya telah menemukan antibodi monoklonal manusia untuk mencegah virus corona atau Covid-19.

Penemuan yang dipublikasi oleh Nature Communications ini tentunya menjadi langkah awal menuju pengembangan antibodi manusia sepenuhnya guna mengobati atau mencegah penyakit yang disebabkan novel coronavirus SARS-CoV-2.

"Penelitian ini dibangun berdasarkan kerja yang dilakukan kelompok kami di masa lalu pada antibodi yang menargetkan SARS-CoV yang muncul pada 2002/2003," kata Berend-Jan Bosch selaku Associate Professor, pemimpin penelitian di Universitas Utrecht, sekaligus penulis utama dari studi Komunikasi Alam.

Dilansir brilio.net dari Scitech Daily pada Jumat (8/5), Bosch menerangkan, dengan menggunakan kumpulan antibodi SARS-CoV, mereka pun mengidentifikasi antibodi yang juga menetralkan infeksi SARS-CoV-2 dalam sel yang dikultur.

"Antibodi penetralisasi seperti itu berpotensi mengubah arah infeksi pada inang yang terinfeksi, mendukung pembersihan virus, atau melindungi individu yang tidak terinfeksi atau terpapar virus corona," ujar Bosch.

Lebih jauh, Bosch mencatat bahwa antibodi terikat dengan domain yang dikonservasi dalam SARS-CoV dan SARS-CoV-2 dapat menetralkan kedua virus.

"Fitur antibodi yang menetralkan kedua virus itu sangat menarik dan menunjukkan kemungkinan memiliki potensi dalam mitigasi penyakit yang disebabkan oleh coronavirus terkait yang muncul di masa depan," paparnya.

Sejauh ini, antibodi monoklonal itu pun telah berhasil menetralkan SARS-CoV-2 dalam percobaan pada tikus. Antibodi yang disebut 47D11 ini mampu menghancurkan SARS-CoV dan SARS-CoV-2.

Sementara itu, Profesor Frank Grosveld dari Erasmus Medical Centre di Rotterdam pun mengatakan bahwa penemuan ini memberikan dasar yang kuat untuk penelitian tambahan guna mengkarakterisasi antibodi dan memulai pengembangan sebagai pengobatan Covid-19 yang potensial.