Brilio.net - Baru-baru ini wabah virus Corona menghebohkan dunia. Ahli kesehatan menyebutkan virus Corona ini mirip dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang menyebar di China dan mencapai tiga negara Asia lainnya. Bahkan ahli kesehatan mengatakan sekarang ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke lainnya.

Meningkatnya pencarian dan pengujian virus baru di antara orang-orang dengan gejala seperti demam dan batuk, jumlah kasus di China melonjak selama akhir pekan. Wuhan, sebagai pusat wabah, sekarang memiliki hampir 200 kasus yang telah dikonfirmasi, dengan tiga kasus kematian. Kasus-kasus lainnya juga dilaporkan di Beijing dan Provinsi Guangdong, seperti dirangkum liputan6.com dari Straits Times, Selasa (21/1).

Melihat buruknya yang terjadi, dunia mulai waspada dengan melakukan pengamanan ketat. Setiap negara kini tengah meningkatkan upaya screening di antara para penumpang yang tiba menjelang festival Tahun Baru China yang dimulai Jumat ini, di mana menjadi periode perjalanan yang tinggi bagi orang-orang China.

Nah, lalu seperti apa fakta dari virus Corona yang menggemparkan dunia? Berikut ulasannya seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (21/1).


1. Pertama kali muncul di Wuhan.
Virus Corona ini pertama kali muncul di Wuhan pada Desember tahun lalu dan telah menyebar ke luar negeri. Dua kasus dilaporkan terjadi di Thailand dan satu kasus lain di Jepang.

Menurut informasi beberapa sumber, pihak berwenang di Wuhan, China mengatakan bahwa 136 kasus baru telah dikonfirmasi pada akhir pekan, dan tiga orang meninggal di sana akibat virus tersebut.

Hingga Minggu (19/1) malam, sebanyak 170 orang di Wuhan masih dirawat di rumah sakit, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis.


2. Menular dari manusia ke manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis pedoman untuk deteksi diagnostik virus pada hari Jumat 17 Januari, sambil mengonfirmasi kecurigaan bahwa penyakit tersebut dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Meski begitu, belum ada laporan tentang pekerja kesehatan yang terinfeksi, suatu tanda bahwa virus itu kemungkinan tidak menular seperti SARS, yang menewaskan hampir 800 orang pada 17 tahun lalu.

"Jelas bahwa setidaknya ada beberapa penularan dari manusia ke manusia dari bukti yang kami miliki, tetapi kami tidak memiliki bukti jelas yang menunjukkan bahwa virus telah memperoleh kapasitas untuk menularkan di antara manusia dengan mudah," kata Dr Takeshi Kasai, direktur regional WHO untuk pasifik barat, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV.

"Kami membutuhkan lebih banyak informasi untuk menganalisa itu," tutupnya.


3. Kewaspadaan tinggi terhadap pendatang dari China.
Virus Corona yang kini menjadi perhatian dunia, untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas, beberapa bandara melakukan pemeriksaan wajib di bandara kedatangan dari daerah-daerah berisiko tinggi, seperti di Tiongkok ketika pihak berwenang bergerak untuk mencegah krisis kesehatan regional.

Dilansir dari liputan6.com, dari Bangkok ke Hong Kong dan Seoul hingga Sydney, pemerintah setempat melakukan travel alert terhadap penumpang dari China, untuk mewaspadai virus corona baru, mengikuti konfirmasi Tiongkok tentang kasus pertama penularan penyakit mematikan dari manusia ke manusia.

Sejauh ini pihak berwenang Thailand telah memperkenalkan pemindaian termal wajib bagi penumpang yang datang dari daerah berisiko tinggi di bandara China di Bangkok, Chiang Mai, Phuket dan Krabi.

"Penumpang itu akan diperiksa tanpa pengecualian," ujar Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip liputan6.com dari Khaleej Times, Selasa (21/1).

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul menambahkan, jika mereka menunjukkan tanda-tanda demam, maka akan dikarantina selama 24 jam untuk pemantauan.

Seperempat dari semua penerbangan internasional dari Wuhan tiba di Thailand. Sekitar 1.300 penumpang diperkirakan setiap hari dari Wuhan selama Tahun Baru Imlek, yang dimulai akhir pekan ini.


4. Enam orang meninggal di China.
Virus berbahaya ini sudah menyebabkan 6 orang meninggal dunia di China sementara banyak lagi yang terinfeksi virus tersebut. Kasus penularan virus corona baru telah terdeteksi di Thailand, Jepang, dan Korea Selatan ketika Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan akan bertemu untuk membahas deklarasi darurat kesehatan masyarakat global atas wabah tersebut.

Korban meninggal naik menjadi enam orang pada Selasa malam (21/1), setelah Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengonfirmasi bahwa seorang pria berusia 66 tahun dan seorang perempuan berusia 48 tahun meninggal pada 20 Januari.

Komisi kesehatan menambahkan bahwa 60 kasus baru dikonfirmasi pada Senin malam di kota Wuhan, di mana seorang anak berusia 15 tahun adalah yang termuda yang terinfeksi.


5. Dibutuhkan waktu 5-6 hari bagi seseorang merasa sakit setelah terjangkit virus.
Ada kemungkinan lebih dari 1.700 orang di Wuhan telah terinfeksi virus ini. Laporan tersebut berasal dari Prof Neil Ferguson dan rekan-rekannya di Imperial College London mengatakan dalam sebuah penelitian pada hari Jumat.

Analisa tersebut didapat dari laporan yang masuk  di luar wilayah China pekan lalu, dengan asumsi bahwa dibutuhkan lima atau enam hari bagi seseorang untuk merasa sakit setelah terinfeksi, dan empat atau lima hari lagi baru infeksi dapat terdeteksi.

2 dari 2 halaman



Ciri-ciri virus Corona China

Dilansir dari beberapa sumber, sampel virus telah diambil dari pasien dan dianalisis di laboratorium. Para pejabat di China dan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyimpulkan bahwa infeksi tersebut adalah virus Coronavirus. Tetapi baru ada enam varian yang diketahui menginfeksi manusia, Coronavirus ini akan menjadi yang ke-7.

Efek ringan dari virus ini hanya akan menyebabkan pilek. Tetapi di sisi lain, sindrom pernapasan akut (Sars) yang menewaskan 774 dari 8.098 orang yang terinfeksi dalam wabah pada tahun 2002 lalu.

Di Wuhan, petugas layanan kesehatan yang tersebar di 11 juta kota turut melakukan pengecekan lebih ketat terhadap gejala di antara orang-orang yang menaiki pesawat dan kereta api.

"Ini adalah situasi di mana kita mungkin akan melihat kasus-kasus lainnya di seluruh dunia, ketika semakin banyak orang yang terinfeksi oleh virus ini," ujar Dr Nancy Messonnier, Direktur Pusat Nasional untuk Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) Pusat Nasional AS untuk Imunisasi dan Penyakit Pernapasan.

"Sangat masuk akal bahwa setidaknya akan ada kasus yang terjadi nantinya di Amerika Serikat, dan itulah alasan mengapa kami bergerak begitu cepat dengan screening ini," pungkasnya.