Brilio.net - Banyak film Indonesia yang terlebih dahulu tayang di berbagai festival Internasional sebelum akhirnya ditayangkan di Indonesia. Hal ini menjadi jadwal lumrah bagi hampir semua film yang diikut lombakan dalam berbagai festival.

Namun, dari sekian banyak yang berhasil tembus tayang di festival internasional, tidak semua film tersebut berhasil menang. Baru-baru ini, film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) besutan Edwin sebagai sutradara meraih penghargaan Golden Leopard, penghargaan tertinggi di Locarno International Film Festival. Berbagai penghargaan tersebut, membuktikan bahwa film Indonesia layak bersaing secara kualitas dengan film-film dari berbagai negara.

Walaupun berhasil meraih penghargaan internasional, tidak semua film yang dinyatakan sukses tersebut juga sukses tayang di Indonesia. Beberapa film yang meraih penghargaan internasional tersebut malah sering mengalami sambutan yang kurang baik. Mulai dari sepi penonton hingga kontroversial yang berujung penolakan di masyarakat. Hal ini sering kali dikarenakan ketidaktahuan dan sering dikaitkan dengan kelompok-kelompok tertentu.

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Senin (23/8), film-film Indonesia yang meraih penghargaan Internasional.

1. Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: Instagram/@sepertidendamfilm

Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama. Film ini berhasil meraih penghargaan International Golden Leopard di Locarno International Film Festival. Film ini membuat Edwin menjadi sutradara Indonesia pertama yang berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Eropa tersebut. Selain itu, film yang naskah skenarionya ditulis oleh penulisnya sendiri, Eka Kurniawan ini juga diputar di Toronto International Festival Film 2021.

2. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: imdb.com

Film Kucumbu Tubuh Indahku menceritakan kehidupan seorang penari Lengger yang menjadi gemblak, seorang warok dalam tradisi klasik penari Reog. Film ini diperankan oleh Rianto yang sekaligus berpusat pada kehidupannya sebagai penari reog. Film garapan Garin Nugroho ini pertama kali tayang di Festival Film Internasional Venesia ke-75 dan kemudian ditayangkan di Festival Tiga Benua Nantes. Kucumbu Tubuh Indahku berhasil menang dalam penghargaan internasional sebagai film terbaik dalam tiga penghargaan: Venice Independent Film Critic, Festival Des 3 Continents, dan Asia Pacific Screen Awards. Namun, walaupun menang di festival internasional, film ini mendapatkan penolakan saat tayang di Indonesia pada April 2019. melalui petisi dua petisi Change.org, film ini dianggap bertentangan dengan budaya Indonesia dan film tersebut dianggap menampilkan LGBT.

3. Sekala Niskala (2017)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: imdb.com

Sekala Niskala berhasil meraih penghargaan The Grand Prix pada kategori Generation Kplus International Jury di ajang Festival Film Berlinale ke-68 di Berlin, Jerman pada 2017. Selain itu, film garapan Kamila Andini ini meraih Best Youth Feature Film di Asia Pacific Screen Awards 2017 dan Grand Prize di Tokyo FILMeX International Film Festival 2017. Film yang menceritakan tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali melalui dua anak laki-laki dan perempuan kembar. Film ini diceritakan dengan minim percakapan, tetapi begitu menyentuh dalam setiap adegan yang ditampilkan. Film ini sering diputar secara terbatas dalam beberapa acara film di Indonesia.

4. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: imdb.com

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak tidak terlalu diminati di bioskop Indonesia. Namun, film garapan Mouly Surya tersebut berhasil meraih beberapa penghargaan di ajang film Internasional seperti Festival Film Sitges, Tokyo FILMeX, dua piala Asia-Pacific Film Festival, Five Flavours Asian Film Festival, dan QCinema International Film Festival. Film yang berlatar suasana pulau Sumba ini menceritakan bagaimana seorang perempuan bernama Marlina menghadapi kekerasan seksual yang dialaminya sendiri tanpa bantuan orang lain.

5. Pengabdi Setan (2017)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: imdb.com

Pengabdi Setan merupakan film remake dari film dengan judul yang sama pada tahun 1980. Film yang digarap oleh Joko Anwar ini menampilkan cerita horor yang lawas dengan tampilan baru yang tak kalah menegangkan. Selain sukses di Indonesia, film Pengabdi Setan juga tayang di 42 negara dan meraih beberapa penghargaan. Pengabdi Setan masuk dalam 40 festival film internasional dan mendapat piala kategori “Film Horor Terbaik” di ajang Toronto After Dark Film Festival, Overlook Film Festival, dan Popcorn Frights Film Festival.

6. Turah (2016)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: imdb.com

Turah merupakan film Indonesia yang berbahasa Tegal garapan Wicaksono Wisnu Legowo. Film yang mengisahkan kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal yang mengalami isolasi selama bertahun-tahun dan memunculkan berbagai persoalan yang mesti mereka hadapi. Dengan bahasa Tegal yang terkenal dengan bahasa Jawa Ngapak, film ini tampil menawarkan kejujuran masyarakat kecil di sebuah daerah di pulau Jawa. Film ini berhasil meraih penghargaan internasional seperti Singapore International Film Festival 2016, Bengaluru International Film Festival 2017, sampai Asean International Film Festival and Award 2017.

7. Babi Buta yang Ingin Terbang (2008)

7 Film Indonesia raih penghargaan internasional berbagai sumber

foto: imdb.com

Babi Buta yang Ingin Terbang merupakan film garapan saat pertama kali Edwin memakai kamera analog. Walaupun kurang mendapat mendapatkan sambutan yang baik di Indonesia, film Babi Buta yang Ingin Terbang ini berhasil meraih beberapa penghargaan Internasional. Film yang mengangkat isu minoritas ini berhasil meraih lima piala di Golden Horse Film Festival, Rotterdam International Film Festival, Singapore International Film Festival, dan dua piala dari Nantes Three Continents Festival.