Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini menegur Kepala Desa Gunung Menyan, Wiwin Komalasari, setelah video dirinya yang viral saat menerima nasi kotak dalam acara pelantikan Bupati Bogor. Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Dedi pada Rabu (26/2), Dedi langsung menghubungi Wiwin dan mempertanyakan tindakannya yang dianggap mengundang perhatian publik.

"Ibu kenapa bikin rame-rame, bikin heboh-heboh?" tanya Dedi.

Wiwin menjelaskan bahwa tindakannya hanya sekadar bercanda dan tidak ada niatan untuk meremehkan nasi kotak tersebut. "Kami berkumpul dengan teman-teman kepala desa lainnya, dan saat itu ada pembicaraan mengenai 'jomet'," ungkapnya. Dalam bahasa Bogor, 'jomet' berarti berkat.

Dedi menyoroti bahwa kesan Wiwin seolah-olah melecehkan bingkisan tersebut. "Tapi kesannya ibu seolah-olah melecehkan bingkisan itu, seakan-akan kecewa hanya mendapat nasi boks tanpa ada yang lain. Benarkah begitu?" tanya Dedi.

Wiwin membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada maksud meremehkan.

"Tidak, Pak. Saya hanya merasa senang dan spontan membawanya, lalu makan bersama di parkiran," jawab Wiwin.

Dedi kemudian menegaskan bahwa di media sosial, Wiwin terkesan seperti 'ngartis'. Wiwin menanggapi, "Itu hanya penafsiran orang, pak. Saya lebih mengutamakan masyarakat dan bagaimana saya bisa mencintai, serta dicintai oleh mereka."

Dalam perbincangan tersebut, Dedi juga mengingatkan Wiwin untuk lebih berhati-hati dalam bersikap. "Ke depan, Ibu harus lebih menjaga penampilan. Sebagai kepala desa, ada waktu untuk tampil profesional dan ada waktu untuk bersantai," ujarnya. Dedi menekankan pentingnya membangun citra kesederhanaan bagi kepala desa agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

Wiwin mengaku siap untuk lebih berhati-hati ke depannya. "Siap, bapak," jawabnya singkat. Dedi menutup perbincangan dengan meminta agar kejadian serupa tidak terulang lagi. "Jangan bikin heboh lagi ya, Bu," pintanya. "Siap, pak," jawab Wiwin.

Wiwin juga sempat mengklarifikasi melalui video di akun TikTok-nya bahwa ia tidak ada niatan untuk menghina makanan yang disediakan. "Saya minta maaf kalau pun itu ada yang tersinggung, tapi saya sendiri pribadi tidak ada niatan untuk ketersinggungan itu sendiri," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa kata 'geli' yang diucapkannya bukan berarti jijik, melainkan lucu.

Wiwin mengakui bahwa kejadian ini menjadi pelajaran berharga dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Bupati Bogor, Rudy Susmanto, juga telah menginstruksikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa untuk memberikan pembinaan kepada Wiwin agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.