Brilio.net - Postingan pemilik akun Facebook bernama Iman Brotoseno tengah ramai diperbincangkan. Isu ini menjadi ramai karena Iman memosting foto sensor atlet renang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat yang pembukaan resminya dilakukan Sabtu (17/9) malam. "Sebagai bangsa konakan, maka liputan cabang olah raga air di PON di Jabar harus diblur," tulis Iman dalam statusnya.

Status Iman dalam nada tinggi, sampai menggunakan bahasa 'konakan', yang secara sederhana bisa diartikan keadaan mudah terangsang saat melihat lawan jenis, biasanya ditujukan kepada lelaki ini, terang saja langsung mengundang beragam komentar.

Sensor atau blur atlet renang tersebut dianggap keterlaluan karena malah menghilangkan unsur atau bagian dari lomba. Komentar pemilik akun Eriekn Juragan yang menulis "Sakit jiwa" misalnya, menunjukkan ketidaksetujuan atas sensor tersebut. Senada, Budi Kusno juga menulis, "Bangsa aneh..."

Tetapi, ada juga yang menilai sensor tersebut baik, terutama untuk generasi muda dan anak-anak. "Pemburaman bukan buat yg dewasa,mas2 sekalian.
Tapi untuk adik, anak dan penerus kita.laki maupun perempuan.

Jika anda tidak bernafsu melihat keindahan wanita,alhamdulillah berarti anda dewasa. jgn lupa,org dewasa punya kewajiban untuk kasi nasihat ttg aurat wanita.

Hmmm aatau jgn2, anda ga nafsu lihat keindahan wanita karenaaaa....(jawab sendiri).

Akui saja saat remaja kita hornie melihat aurat wanita...lalu horni kita tergerus sama 'jadi biasa' karena ud tiap hari liat yg ini inu.impulse kita terhadap keindahan wanita jd terkikis.kita ud g nafsu sm bikini.mgkin kita nafsu sama yg telanjang.lama2 ilang lagi impulse nafsu kita thdp telanjangnya dia.lalu apa lagi??

Sudahlah..wanita itu keindahan mahal.kalo ngga bisa ngejaga keindahan itu, jangan memulai untuk merusaknya," tulis salah satu akun lainnya panjang lebar.

Nah, tentang sensor atau pemburaman atlet renang PON ini, pendapatmu bagaimana Guys?