Nama Anita Dewi kini menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah dia mengunggah cerita tentang tumbler Tuku yang hilang saat menggunakan KRL. Kejadian ini terjadi pada 25 November 2025, saat dia pulang kerja dan tanpa sadar meninggalkan cooler bag yang berisi tumbler dan labu ASI di dalam kereta Commuter Line.
Setelah insiden tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) segera melakukan mediasi antara petugas Passenger Service Stasiun Rangkasbitung dan Anita Dewi, yang melaporkan kehilangan barang bawaannya. Pertemuan yang berlangsung di Kantor KAI Wisata, Stasiun Gondangdia, Jakarta pada 27 November 2025, menghasilkan kesepahaman di antara semua pihak. KAI berharap melalui proses ini, persepsi publik dapat dipulihkan dan informasi yang beredar di media sosial bisa kembali pada proporsi yang tepat.
BACA JUGA :
Imbas kasus viral tumbler hilang di KRL, Anita Dewi dipecat dari perusahaannya bekerja
Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin, menegaskan komitmen perusahaan untuk memberikan layanan profesional dan mendukung semua karyawan dalam menjalankan tugas mereka. "Setiap Insan KAI berkomitmen untuk melayani pelanggan dengan dedikasi tinggi. Kami juga berusaha melindungi dan mendukung semua pekerja dalam menjalankan peran mereka," ujarnya.
Anne Purba, Vice President Corporate Communications KAI, menambahkan bahwa langkah penyelesaian secara kekeluargaan ini menunjukkan keterbukaan KAI terhadap masukan pelanggan. "Kami memastikan bahwa seluruh proses pelayanan pelanggan berjalan sesuai ketentuan, dan tidak ada pemecatan terhadap petugas yang terlibat dalam insiden ini," jelasnya.
Selanjutnya, KAI berencana melakukan evaluasi menyeluruh untuk memperkuat koordinasi layanan, termasuk prosedur pengelolaan barang tertinggal. "Kami terus meningkatkan integritas dan kesiapsiagaan seluruh pekerja agar layanan semakin responsif dan terpercaya," tambah Anne.
BACA JUGA :
Benarkah petugas KRL dipecat cuma gara-gara hilangkan tumbler penumpang? Ini klarifikasi resmi KAI
KAI juga mengingatkan pelanggan untuk selalu menjaga barang bawaan mereka agar tidak tertinggal, baik di stasiun maupun di dalam kereta.
Dalam perkembangan terkait nasib petugas stasiun, KAI membantah isu pemecatan yang beredar di media sosial. VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan penelusuran untuk memastikan kejadian sebenarnya.
"Kami tidak melakukan pemecatan, dan pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat kondisi yang terjadi," tegasnya.
Karina mengingatkan bahwa barang pribadi adalah tanggung jawab penumpang. Setiap stasiun memiliki layanan lost and found untuk mendata dan menyimpan barang yang ditemukan. Jika barang tidak diambil dalam waktu tertentu, barang tersebut akan dipindahkan ke gudang pusat untuk penyimpanan lebih lanjut.
Awal mula viralnya kasus tumbler hilang ini berawal dari unggahan Anita Dewi di media sosial X, di mana dia menceritakan tumbler miliknya hilang saat berada di dalam KRL. Kejadian ini memicu banyak perhatian karena petugas Passenger Service KAI Commuter dikabarkan dipecat setelah menemukan tas berisi tumbler tersebut. Namun, tumbler itu ternyata hilang dari dalam cooler bag.
"TUMBLER TUKU-ku GONE ATAS KE-TIDAK TANGGUNG JAWAB PETUGAS PT @commuterline. Ceritanya, aku minta maaf karena lupa meninggalkan cooler bag di bagasi kereta," tulis Anita dalam unggahannya.
Dia menyadari cooler bag-nya tertinggal saat turun di Stasiun Rawa Buntu. Setelah melapor kepada petugas, dia menerima konfirmasi bahwa cooler bag tersebut telah ditemukan. Namun, saat mengambilnya keesokan harinya, dia terkejut karena tumblernya sudah tidak ada.