Setelah mengalami hujatan di dunia maya, pasangan Alvin dan Anita, pemilik tumbler yang hilang di KRL Commuter Line pada Senin (17/11), akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Permintaan maaf ini ditujukan kepada petugas KAI, Argi, yang sebelumnya mereka tuduh bertanggung jawab atas kehilangan tersebut.

Dalam sebuah video klarifikasi yang diunggah ke media sosial pada Kamis (27/11), Alvin mengakui bahwa keributan yang terjadi adalah akibat dari tindakan mereka sendiri.

"Beberapa hari terakhir ini banyak berita beredar di sosial media terkait perbuatan kami berdua. Maka dari video yang kami buat ini, kami berdua ingin meminta permohonan maaf sebesar-besarnya, khususnya kepada saudara Argi dan semua pihak terkait yang terkena dampak dan dirugikan atas ucapan dan perbuatan kami berdua," ungkap Alvin dengan didampingi istrinya.

Permintaan maaf ini muncul setelah unggahan Anita di media sosial memicu kritik dari warganet. Pernyataannya membuat Argi terancam kehilangan pekerjaan, dan situasi ini memicu reaksi luas publik. Bahkan, Anita disebut-sebut turut diberhentikan dari perusahaan tempatnya bekerja.

Melalui akun Threads @anitadewl, pasangan ini mengunggah video klarifikasi untuk menjelaskan situasi yang berkembang. Dalam video tersebut, Anita menyampaikan penyesalan mendalam atas cara mereka menangani persoalan kehilangan tumbler.

"Kami sangat sadar cara kami menyikapi kejadian ini sangat tidak bijak sehingga melukai perasaan orang-orang di luar sana. Dari kejadian ini, kami berjanji akan lebih hati-hati lagi ke depannya," ucap Anita dengan tulus.

"Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya," tambahnya. Permintaan maaf ini diharapkan bisa meredakan situasi dan memperbaiki hubungan dengan pihak-pihak yang terdampak.

 

PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) juga memberikan klarifikasi terkait isu pemecatan pegawai. VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, menegaskan bahwa perusahaan belum mengambil tindakan pemutusan kerja dan masih menelusuri kronologi kejadian.

"Kami perlu melakukan penelusuran lebih dulu untuk memastikan kejadian sebenarnya. KAI Commuter sendiri tidak melakukan pemecatan sebagaimana isu beredar, karena memiliki aturan dan prosedur terkait kepegawaian yang tetap mengacu pada regulasi ketenagakerjaan," ungkap Karina dalam keterangan tertulis.

Ia menambahkan bahwa perusahaan telah melakukan koordinasi dengan pihak mitra pengelola petugas frontliner sebagai langkah awal investigasi. "Sebagai tahap awal, tentunya kami melakukan koordinasi kepada pihak mitra pengelola petugas front liner," ujarnya.

Karina juga menyebutkan bahwa seluruh petugas diarahkan untuk menjalankan standar operasional pelayanan sesuai prosedur. "Pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat lebih jelas kondisi yang terjadi," jelasnya.