Brilio.net - Salah satu ruangan di Museum Radyapustaka Solo tampak berbeda dibandingkan ruangan-ruangan lainnya yang menyimpan berbagai koleksi di Radyapustaka. Terlihat ada dua lelaki yang sedang sibuk. Satu orang sedang mengotak-atik laptop, sementara satu lelaki lainnya sedang membolak-balik buku. Di depan mereka terdapat beberapa orang yang seakan sedang menunggu jawaban. Sesekali interaksi terjadi di antara mereka.

Di ruangan berpintu kaca itulah banyak orang mencari tanggal baik untuk berbagai keperluan. Mulai dari menanyakan hari untuk pernikahan, waktu baik membangun rumah, hingga peruntungan dalam mencari nafkah. Pawukon, itulah nama pengetahuan mengenai wuku-wuku yang ada di Radyapustaka. Di dalamnya dibeberkan pengaruh baik dan buruk bagi seseorang yang dilahirkan pada wuku yang bersangkutan.

Pawukon menjadi salah satu hal yang sangat terkenal di Museum Radyapustaka. Bahkan, ada saat dimana Pawukon Radyapustaka malahan lebih menjadi jujugan pengunjung daripada melihat koleksi museum yang ada. Pesona 10.000 koleksi yang berupa koleksi arca Hindu dan Budha, keramik, etnografika, senjata, dan ratusan manuskrip buku-buku kuno serasa kalau pamor dibandingkan dengan Pawukon yang ada di ruang perpustakaan itu.

Purnomo Subagyo, penanggung jawab museum tertua di Indonesia ini, mengungkapkan, jika sudah sejak awal Radyapustaka terkenal dengan ilmu Pawukon. Radyapustaka selain menjadi rujukan pustaka juga menjadi rujukan untuk mencari hari baik dan berkonsultasi.

"Adanya konsultasi Pawukon sudah lama. Sejak awal terkenal dengan itu," kata Purnomo kepada brilio.net, Selasa (10/11).

Salah satu pengunjung yang kerap menggunakan jasa konsultasi Pawukon Radyapustaka adalah Endang Sugiharso (65). Warga Gedongan Solo ini rutin mengonsultasikan hari baik untuk melaksanakan hajatan pernikahan ke Pawukon Radyapustaka.

Selain rujukan peneliti, museum tertua ini juga tempat cari hari baik

Hari itu, Minggu (8/11), Endang sedang menunggu giliran untuk bisa masuk dan berkonsultasi. Ia ingin mencarikan hari baik untuk anak bungsunya. Endang datang bersama anak beserta calon menantunya.

"Dari tujuh anak, anak pertama dan kedua tidak saya bawa ke sini, selebihnya selalu saya konsultasikan dulu," terang Endang.

Endang mengaku jika pengalaman yang membuat ia selalu mengonsultasikan hari baik di sini. Saat anak pertama dan kedua menikah, ia belum tahu adanya jasa konsultasi hari baik di Radyapustaka. Secara kebetulah kedua anaknya itu bercerai dengan pasangannya.

Karena dua anaknya dianggap gagal membangun rumah tangga, Endang kemudian direkomendasikan oleh seorang kerabat untuk terlebih dahulu berkonsultasi Pawukon untuk menentukan hari baik dalam menggelar pernikahan. Ia pun menuruti saran itu.

Karena sampai menjelang pernikahan anak selanjutnya dirasa tak ada masalah, Endang kemudian mengonsultasikan pernikahan anaknya yang berikutnya. Begitu terus berlanjut hingga anak laki-lakinya yang terakhir ini siap untuk melangsungkan pernikahan.

Selain rujukan peneliti, museum tertua ini juga tempat cari hari baik

Pawukon Radyapustaka melayani konsultasi umum dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB setiap hari selain Senin karena museum tutup. Warga yang datang juga bukan hanya berasal dari Solo dan sekitarnya, melainkan juga datang dari kota-kota besar di Indonesia yang cukup jauh dari Solo.

Nah, ingin mencoba mencari hari baik di Radyapustaka?