Brilio.net - Kebudayaan Indonesia begitu beragam. Membentang dari ujung Sumatera sampai Papua. Bisa dibilang kebudayaan di Indonesia itu klasik, sampai-sampai menarik orang asing untuk belajar budaya Indonesia.

Salah satunya adalah gamelan, musik tradisional Jawa dan wayang kulit yang diminati oleh orang asing. Biasanya mereka tertarik ketika melihat pagelaran wayang. Gending-gending Jawa yang mengalun perlahan dan rancak rupanya membuat mereka terpikat.

Salah seorang yang berjasa membawa kebudayaan musik tradisional gamelan dan wayang ke kancah internasional adalah Ki Midiyanto (54), Dalang asli Wonogiri, Jawa Tengah.

Kiprah Ki Midiyanto dalam dunia gamelan sudah dimulai sejak awal tahun 1980-an. Setelah berhasil memperoleh gelar Sarjana di Institut Seni Indonesia (ISI), Solo, Ki Midiyanto kemudian mengajar gamelan di Universitas Victoria di Wellington Selandia Baru selama dua tahun.

Pada tahun 1985, Ki Midiyanto kembali ke Indonesia dan menjadi dosen di almamaternya terdahulu sembari memperdalam kesenian lainnya yaitu belajar mendalang wayang kulit.

Ki Midiyanto muda berguru menjadi dalang dengan Ki Sutikno Hardoko Carito, Ki Anom Suroto,  dan Ki Narto Sabdo."Beliaulah guru-guru saya yang berjasa bisa membuat saya menjadi seperti sekarang ini," ujar Ki Midiyanto saat dihubungi brilio.net,  Rabu (26/8).

Hubungannya dengan Amerika Serikat dimulai pada tahun 1986 dengan program pertukaran seniman. Lalu, dia menghabiskan sebagian besar hidup dan karirnya di negara Paman Sam itu.  

Dari 1988 sampai 1991, Midiyanto mengajar kelas gamelan di Universitas Berkeley, California. Setelah sempat absen dari dunia akademis, Midiyanto kembali aktif mengajar pada 2004 sampai saat ini

Dia sekarang memiliki sekarang lima kelas dengan 25 siswa di setiap sesi. Dia bahkan telah mendirikan grup gamelan yang diberi nama Sari Raras yang seluruh pemainnya adalah orang Amerika.

"Antara 1991 dan 2004, saya juga berbagi keterampilan gamelan Jawa dengan mahasiswa dari lembaga lain, seperti Lewis dan Clark College, Portland, Oregon di mana saya meraih gelar master, dan juga Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC," lanjut Midiyanto

Menurutnya mengajar orang asing bukanlah hal yang susah, seringkali malah lebih mudah dibanding mengajar orang Indonesia. Ki Midiyanto bercerita, latar belakang orang asing terbiasa hidup disiplin dan ketika mereka belajar sesuatu, mereka akan menjalaninya dengan serius. "Di samping itu juga karena mereka sangat bersemangat dan niatnya besar untuk belajar kesenian ini," katanya lagi.

Selain mengajar, Ki Midiyanto juga aktif diundang untuk mengadakan pertunjukan di luar negeri. Berbagai tempat di Amerika Serikat telah dia sambangi untuk unjuk kebolehan mendalang. Antara lain di William and Mary College Virginia, University of North Carolina, Yale University and the Republic of Polytech, Singapura. Dia juga telah mementaskan pertunjukan wayang oleh undangan di Sacramento State University dan University of Chicago.

Walaupun tinggal di luar negeri, namun Midiyanto sama sekali tidak melupakan kota kelahirannya, Wonogiri. Di kota kelahirannya tersebut, dia mendirikan yayasan gamelan pada tahun 2000. Anak-anak didiknya tersebut berusia dari lima hingga 15 tahun. Semuanya dibiayai pendidikan olehnya, dan tentunya dibina untuk tetap belajar dan melestarikan kebudayaan Jawa.