Brilio.net - Membangun Indonesia bisa dari mana saja termasuk di luar negeri. Hal inilah yang dilakukan Iwan Sunito, diaspora Indonesia yang sukses membangun bisnis di Australia dengan mendirikan Crown International Holdings Group (Crown Group), perusahaan properti Australia yang aktif dalam pengembangan dan investasi properti di Sydney. Iwan mendirikan Crown Group bersama Paul Sathio pada 1996.

Pria kelahiran Surabaya yang besar di Kalimantan ini mengaku sejak dulu suka kegiatan menggambar, termasuk menggambar rumah.

Maklum jika Iwan berbisnis di sektor properti karena sangat melekat dengan latar belakangnya sebagai arsitek. Penyandang gelar Bachelor of Architecture (Hons) dan Master of Construction dari University of New South Wales (UNSW) Australia ini pada 1993 meraih UNSW Eric Daniels award for excellence in residential design. Di Australia, Crown Group tumbuh menjadi salah satu perusahaan pengembangan properti terkemuka dan sedang menawarkan portofolio proyek lebih dari USD 3 miliar.

Crown Group berhasil mengembangkan properti pada sejumlah lokasi strategis di Sydney seperti Bondi, Parramatta, Ashfield, Epping, Homebush, Newington, Pennant Hills dan Rhodes. Ketika hadir di Kongres Diaspora Indonesia III yang di gelar di Bidakara Convention Centre pada 11-14 Agustus 2015 lalu, Iwan mengungkapkan bahwa kunci suksesnanya adalah bekerja keras, kerja cerdas serta terus berjuang untuk menjadi yang terbaik di antara para kompetitor.

Iwan Sunito, orang Indonesia yang menjadi bos properti di Australia

Iwan Sunito (kiri) bersama penulis buku China Inc, Ted C Fishman saat acara diskusi Kongres Diaspora Indonesia III di Bidakara Convention Centre 11 Agustus 2015.

Maka dari itu, kita tidak boleh menyerah untuk menjadi sukses. Karena orang yang merasa menang itu mereka tidak pernah menyerah, ujar Iwan kepada brilio.net.

Awal memulai karier, dia rela menggambar rumah orang lain walaupun tidak dibayar. Dia kemudian memberanikan diri mendirikan usaha di bidang properti bersama Paul Sathio, penyandang gelar Sarjana Teknik Sipil dari University of Technology Sydney (UTS) dan Master of Engineering Science dari UNSW.

Orangtua saya waktu itu meminta saya tidak usah kembali ke Indonesia dulu. Bukannya tidak cinta, tetapi mereka menyuruh saya lihat-lihat peluang dan bisnis di Australia, ujar Iwan.

Dalam berbagai kesempatan Iwan memang mengaku selalu mencintai Indonesia walaupun mencari nafkah di Australia. Meski sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Negeri Kanguru, peraih Indonesian Diaspora Award for Entrepreneurship 2012 ini masih sangat lancar berbahasa Indonesia. Malah, logat Surabaya Iwan pun kental.

Sebagai salah satu bentuk kecintaannya adalah dengan mulai merambah bisnis di kampung halamannya, Indonesia. Karena itu pada Kongres Diaspora II pada 2012 silam yang mengangkat tema Pulang Kampung Iwan terinspirasi untuk menggeluti bisnis di Indonesia dengan berinvestasi sebesar Rp 100 triliun.

Rencana investasi kita beberapa jumlahnya Rp 100 triliun dan dilakukan secara bertahap, ungkap CEO Crown Group ini.

Dalam merambah Indoensia, dia akan melakukan joint venture dengan beberapa pemilik tanah di Indonesia. Untuk tahap pertama Crown Group menyiapkan investasi senilai USD50 juta atau setara Rp 500 miliar.

Perjuangan Iwan di Negeri Kanguru adalah salah satu bukti bahwa orang Indonesia bisa menggapai sukses di manapun dia berada dengan selalu mengusung prinsip, Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.