Brilio.net - Letusan gunung Tambora pada 5 April 1815 menjadi yang terdahsyat di dunia. Menurut catatan sejarah dunia, dampak letusan gunung api ini terasa hingga daratan Eropa dan Amerika Utara. Ribuan orang dilaporkan tewas akibat wabah penyakit dan kelaparan.

Letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa 200 tahun silam menyisakan cerita kelam. Menurut catatan sejarah, terdapat enam kerajaan di Sumbawa menjadi korban. Bahkan, kerajaan Papekat dan Tambora lenyap dari peradaban karena seluruh penduduknya tewas seketika. Saking dahsyatnya, dampak letusan gunung Tambora terasa hingga benua Eropa dan Amerika.

Tidak jelas berapa jumlah korban yang meninggal akibat bencana ini. Namun menurut sejumlah para ahli, total keseluruhan korban tewas akibat letusan gunung Tambora sedikitnya mencapai 71.000 jiwa. Ada pula ahli yang menyebut angka 91.000 jiwa.

Dari angka tersebut, setidaknya ada sekitar 10.000 orang tewas secara langsung akibat erupsi. Sementara sisanya karena bencana kelaparan dan wabah penyakit akibat perubahan iklim yang sangat ekstrim. Jumlah tersebut belum termasuk kematian yang terjadi di beberapa negara yang terkena dampak letusan Tambora, yaitu Eropa dan Amerika Serikat.

Abu vulkanis yang menutupi permukaan bumi mengakibatkan tidak adanya
musim panas selama satu tahun. Alhasil, masyarakat dunia kehabisan stok makanan karena gagal panen. Ribuan orang dilaporkan tewas akibat kelaparan dan wabah penyakit. Tidak hanya korban manusia, menurut data yang dibuat oleh Zollinger pada tahun 1847, sebanyak 75 % populasi ternak di Sumbawa musnah akibat erupsi.

Sementara di benua Asia, sejumlah negara turut merasakan dampaknya. India misalnya, mengalami wabah penyakit kolera. Sementara di Thailand, setidaknya 30.000 orang meninggal akibat letusan ini.