Brilio.net - Mungkin setiap orang di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan yang namanya ronda ataupun siskamling (sistem keamanan lingkungan) karena hampir setiap kampung di Indonesia pasti memiliki pos ronda. Namun siapa yang tahu tentang sejarah asal mula ronda di Indonesia? Mungkin belum banyak yang tahu.

Menurut Djumarwan, seorang sejarawan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tradisi ronda ini adalah warisan pada masa penjajahan kolonial Belanda. Saat itu pos ronda sudah banyak dibuat di Indonesia.

Kala itu pos ronda masih berupa pos-pos jaga yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan para penjajah untuk mengekang orang-orang pribumi, khususnya mereka yang sedang merencanakan pemberontakan. "Biasanya dulu pos penjagaan tersebut letaknya dekat dengan menara atau benteng yang didirikan Belanda," ujar Djumarwan kepada brilio.net, Rabu (27/5).

Selain itu, pos penjagaan tersebut juga berfungsi untuk mengawasi gerak pribumi yang akan melintasi daerah tertentu. Hal serupa juga terjadi ketika Indonesia berada dalam masa penjajahan Jepang.

Namun sejak era kemerdekaan Indonesia, pos-pos penjagaan tersebut diambil alih orang-orang pribumi. Pengambilalihan tersebut pun disertai dengan perubahan fungsi. "Jadi yang tadinya orang Belanda mengawasi ini Indonesa, kala itu jadi sebaliknya, Indonesia yang mengawasi pergerakan Belanda karena kan setelah Indonesia merdeka, Belanda belum sepenuhnya pergi," lanjut Djumarwan lagi.

Gardu-gardu tersebut mengalami perubahan kembali saat Presiden Soeharto menjabat. Gardu tersebut lagi-lagi menjadi perpanjangan tangan pemerintah, namun dikemas dengan lebih sederhana dan merakyat. Saat itu pulalah mulai diterapkannya Siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang bertugas untuk menjga keamanan kampung.