Brilio.net - Kalau kamu perokok, pasti sadar betul bahwa nikotin di dalamnya adalah zat adiktif. Nikotin mengubah keseimbangan zat kimia di dalam otak, yaitu dopamin dan noradrenalin.

Dopamin merupakan neurotransmiter yang berkaitan dengan emosi. Kekurangan dopamin akan menyebabkan stres, gangguan tidur, nafsu makan menurun, serta gangguan seksual, mood, dan susunan saraf pusat.

Kalau noradrenalin atau norepinefrin merupakan hormon sekaligus neutrotransmiter. Sebagai hormon, dia disekresikan oleh kelenjar adrenal dan bekerja bersama dengan epinefrin (adrenalin) untuk memberikan energi tubuh pada saat stres, yang dikenal sebagai respon 'melawan atau lari'. Sedangkan sebagai neurotransmiter, dia penting bagi peningkatan denyut jantung.

National Health Service (NHS) Inggris menyatakan bahwa semakin banyak orang merokok, semakin otak 'berinteraksi' dengan nikotin. Itu artinya, semakin orang ingin mengulangi merokok lagi dan lagi, untuk mendapatkan efek yang sama.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa nikotin lebih adiktif bila dibandingkan kokain atau heroin. Ketika peneliti mereview 28 studi yang melibatkan orang yang mencoba untuk berhenti kecanduan tanpa bantuan obat, mereka menemukan ada sekitar 18% yang berhasil berhenti minum, 40% mampu berhenti opiat atau kokain, tapi hanya 8% yang mampu berhenti merokok. Waduh!

Lebih mengkhawatirkan lagi adalah selama satu dekade terakhir, rokok menjadi lebih adiktif. Sebuah studi di Massachusetts Department of Public Health dan the University of Massachusetts Medical School sebagaimana dikutip brilio.net, Kamis (2/7) menemukan bahwa perubahan desain rokok antara tahun 1998 sampai 2012 telah mengakibatkan lebih banyak nikotin masuk ke sistem perokok ketika mereka menghirup.

Menurut penelitian, rokok adalah cara terampuh untuk orang memperoleh 'asupan' nikotin. Karena mereka tidak tahu kadar nikotin yang mereka terima dari merokok, maka mereka menjadi ingin lagi dan lagi tanpa tahu alasan yang jelas.

Jadi, merokok itu sendiri merupakan indikator orang telah kecanduan nikotin.