Brilio.net - Siswa kelas 12 Sekolah Kristen IPEKA BSD, Stanve Avrilium Widjaja menorehkan prestasi membanggakan. Ia sukses menyabet dua medali emas olimpiade matematika di dua ajang berbeda yakni International Mathematical Olympiad (IMO) 2020 dan Tuymaada International Olympiad (Tuymaada) 2020.  

Hebatnya, Stanve merupakan debutan di dua ajang bergengsi ini. Di IMO yang merupakan olimpiade sains internasional tertua—pertama kali diadakan pada 1959—ia langsung menyabet medali emas. Sementara di Tuymaada, ia meraih medali emas dan absolute winner.

Padahal di dua ajang ini, pesaingnya berasal dari negara-negara top. Di IMO 2020 yang diikuti 616 peserta dari 105 negara, kompetitor terberat berasal dari tuan rumah Rusia, China, dan Amerika Serikat. Sementara Tuymaada 2020 yang diikuti 151 peserta dari 7 negara pesaing terkuat berasal dari Rusia, Kazakhstan, dan Iran.

“Sebuah kebanggaan tersendiri dapat mempersembahkan medali emas bagi Indonesia di ajang IMO 2020 dan Tuymaada 2020. Apalagi dapat bersaing dengan negara-negara kuat seperti China, Amerika dan Rusia,” ujar Stanve.

Dengan merebut medali emas IMO 2020 yang merupakan lomba matematika internasional tahunan bagi siswa setingkat SMA, Stanve menempati peringkat 22 dunia. Ia juga menjadi yang terbaik dari seluruh peserta asal Indonesia.

Sedangkan di Tuymaada 2020, dari 21 peserta Indonesia hanya Stanve yang berhasil meraih emas. Bukan cuma itu, ia juga mendapat predikat Perfect Scorer sekaligus Absolute Winner atau Champion (peringkat pertama).

Siswa Berprestasi Matematika © 2020 brilio.net Dok. IMO

Tahun ini, kedua ajang ini digelar secara daring akibat merebaknya pandemi Covid-19. Mekanismenya, peserta diawasi kamera secara daring dan didampingi pengawas profesional dan berpengalaman.

Proses mengikuti ajang ini juga tidak mudah. Peserta harus mengikuti seleksi mulai dari sekolah dan olimpiade sains di tingkat Kabupaten yang digelar tahun lalu. Peserta terbaik dari setiap kabupaten/kota mewakili daerahnya untuk mengikuti seleksi provinsi.

Dari seluruh Indonesia terpilih 77 peserta terbaik yang mengikuti olimpiade sains tingkat nasional yang tahun lalu digelar di Manado. Dari situ terpilih 31 siswa peraih medali yang kemudian dipanggil mengikuti pelatnas. Nah dari pelatnas tersebut dipilih 6 orang yang mewakili Indonesia di ajang IMO 2020.

“Tentunya kami merasa gembira dan bangga bahwa Stanve Avrilium Widjaja berhasil meraih prestasi yang luar biasa serta mengharumkan nama Indonesia di dua event internasional yang sangat bergengsi,” ujar Kepala Sekolah SMA Kristen IPEKA BSD, Kristhianto Nathanael Kainama.

Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di ajang IMO sejak 1988 hingga 2020, baru 5 orang siswa yang berhasil meraih medali emas. Pada awal keikutsertaan, tidak ada peserta Indonesia yang berhasil menjawab satu soal pun secara sempurna.

Butuh waktu empat tahun hingga ada peserta Indonesia yang berhasil menjawab satu soal secara sempurna dan butuh delapan tahun untuk Indonesia berhasil mendapatkan medali perunggu (bronze) pertama. Barulah setelah 25 tahun, Indonesia berhasil meraih medali emas pertama di IMO pada 2013.

Lalu bagaimana dengan Tuymaada? Kompetisi internasional tahunan yang diadakan di Rusia untuk siswa berusia di bawah 18 tahun ini juga tak kalah ketat. Kompetisi yang juga digelar secara daring ini difasilitasi kamera super sensitif untuk mengawasi para peserta.

“Kami berkomitmen mendorong setiap murid mengembangkan diri sepenuhnya sesuai dengan bakat, talenta, minat dan kemampuan yang dimiliki. Mereka diberikan kesempatan luas untuk meng-eksplorasi minat dan kemampuan dengan ikut serta dalam berbagai ajang perlombaan, baik di bidang sains, bahasa, olahraga dan bidang lain,” ujar Koordinator Lokasi Sekolah Kristen IPEKA BSD, Andriani Winoto.

Prestasi yang diraih Stanve diharapkan menjadi inspirasi bagi para siswa di Indonesia untuk tidak mudah menyerah, gigih menekuni dan mengembangkan diri di bidang yang diminati.