Jenis Simulasi.

Simulasi adalah proses peniruan © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Menurut Herrel (2004) simulasi dapat digolongkan berdasarkan beberapa jenis sifat dan cara kerjanya. Berikut ini penjelasannya.

1. Simulasi statis dan simulasi dinamis.

Simulasi statis merupakan jenis simulasi yang tidak bergantung atau berdasar terhadap waktu, namun biasanya simulasi ini melibatkan pengambilan sampel yang acak untuk menyimulasikan output statistik yang dapat dianalisis.

Sementara simulasi dinamis, merupakan jenis simulasi yang sangat bergantung terhadap perubahan waktu, statusnya selalu berubah-ubah sepanjang waktu, mekanisme jam akan bergerak sejalan dengan waktu dan status dari variabelnya juga akan berubah seiring waktu. Maka dari itu simulasi dinamis sangat cocok untuk memodelkan sistem yang memiliki pola dinamis, seperti sistem manufaktur dan jasa.

2. Simulasi stokastik dan simulasi deterministik.

Simulasi stokastik dan simulasi deterministik merupakan simulasi yang di mana variabel inputnya bersifat acak atau random. Dalam simulasi stokastik harus dijalankan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang akurat. Sedangkan simulasi deterministik hanya perlu dijalankan sebanyak satu kali untuk mendapatkan output yang optimal.

3. Simulasi sistem diskrit dan simulasi sistem kontinyu.

Simulasi diskrit adalah simulasi yang mana perubahan status terjadi pada titik-titik waktu diskrit yang ditandai dengan suatu kejadian. Perubahan status ini dipicu oleh suatu kejadian yang terjadi pada waktu tertentu.

Sedangkan simulasi kontinyu adalah perubahan status variabel terjadi sepanjang waktu. Simulasi kontinyu menggunakan persamaan diferensial untuk menentukan tingkat perubahan status variabelnya.

Tahapan pengembangan model simulasi.

Simulasi adalah proses peniruan © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Berikut ini langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan simulasi menurut Monte (2020).

1. Pendefinisian sistem, adalah menentukan batasan sistem dan identifikasi variabel yang signifikan.

2. Formulasi model, yaitu merumuskan hubungan dengan antarkomponen model.

3. Pengambilan data, adalah identifikasi data yang diperlukan model sesuai dengan tujuan pembuatan.

4. Pembuatan model, adalah menyesuaikan penyusunan model dengan jenis bahasa simulasi yang dipergunakan.

5. Verifikasi model, yaitu proses pengecekan pada model apakah sudah bebas dari kesalahan. Pada tahap ini harus disesuaikan dengan bahasa simulasi yang digunakan.

6. Validasi model, merupakan proses pengajuan pada model apakah sudah sesuai dengan sistem yang nyata.

7. Skenariosasi, langkah ini dilakukan setelah model dianggap valid, maka berikutnya membuat beberapa skenario atau eksperimen untuk memperbaiki kinerja sistem sesuai dengan keinginan.

Sumber: Suryani, dkk. 2021. Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamik Dalam Industri Jagung. Yogyakarta: Deepublish